Selasa, 23 April 2024 | 18:36
NEWS

Industri Kreatif Peluang Besar Bagi SDM Indonesia

Industri Kreatif Peluang Besar Bagi SDM Indonesia
Dirut PFN Judith J. Dipodiputro. (Ist)

ASKARA - Direktur Utama Perum Produksi Film Negara (PFN) Judith J. Dipodiputro mengatakan bahwa pemerintah memiliki komitmen kuat bagi industri film dan konten. Khususnya peran yang terjadi pada penguatan dan pembentukan karakter bangsa. 

Pernyataan itu disampaikan dalam diskusi virtual bertajuk Peran Produksi Film dan Konten Oleh Negara dalam Rangka Pembentukan Karakter Bangsa untuk Mewujudkan Ketahanan Negara. 

"Political will juga dari pemeran industri, berbagai stake holder sudah sangat kuat untuk kita semua bisa berintegrasi. Bahkan dari sisi perundangan atau landasan sudah kuat," kata Judith, Kamis (10/12).

Untuk mencapai hal itu, sudah ada dukungan dari seluruh pemangku kepentingan memproduksi film dan konten yang membangkitkan cinta dan penghargaan terhadap sejarah, budaya, dan bangsa Indonesia. 

"Tantangannya agar substansi dan komitmen itu bisa kita realisasikan untuk menjadi sesuatu yang sustainable," kata Judith. 

PFN sedang bertransformasi ke depan tidak akan lagi memproduksi film sendiri melainkan dengan dukungan dari seluruh pihak khususnya dari pemerintah dan semua pihak. 

"Kami ditugaskan untuk produksi dan pembiayaan film dan konten," ujar Judith.

Tak bisa dipungkiri, sektor ekonomi kreatif dianggap banyak memberikan sumbangsih positif terhadap pembangunan sebuah kota bahkan negara. Maka tak heran memiliki serapan tenaga kerja yang tinggi mencapai angka 17 juta orang di tahun 2019.

"Industri kreatif adalah big employer bagi sumber daya manusia Indonesia. Kita sharing data, tenaga kerja ekonomi kreatif mencapai angka sangat tinggi dibandingkan banyak kelompok negara," jelas Judith. 

Pada Agustus 2019, BPS mencatat jumlah angkatan kerja Indonesia sebanyak 133,56 juta orang. Terdiri dari 126,4 juta pekerja dan selanjutnya belum bekerja. Indonesia lebih unggul jika dibandingkan jumlah tenaga kreatif negara lain. 

Sebanyak 19 negara membentuk Afrika dan Timur Tengah bila disatukan hanya mengisi 8 persen oleh tenaga kerja industri kreatif. Kemudian 23 negara Amerika Utara mencapai 16 persen. Sedangkan 33 negara Amerika Latin hanya mencapai 7 persen. 44 negara Eropa hanya mencapai 26 persen dengan kumulatif. 54 negara Asia Pasifik mencapai 43 persen secara kumulatif. 

"Indonesia sendiri saat ini telah mencapai 14 persen. Jadi, betapa pentingnya kontribusi yang telah diberikan oleh industri film dan industri kreatif," tutur Judith. 

Tentunya, ke depan, penyerapan tenaga kerja kreatif targetnya akan lebih ditingkatkan kembali. 

"Ini juga terus diproyeksikan akan meningkat hingga melampaui delapan persen pada tahun 2035. Tantangannya terus mendorong dan mempercepat gerakan industri film Indonesia," tandas Judith. 

Komentar