Jumat, 19 April 2024 | 21:26
NEWS

Survei P2G: 52 Persen Guru Tetap Bersemangat Mendidik Selama Pandemi

Survei P2G: 52 Persen Guru Tetap Bersemangat Mendidik Selama Pandemi
Ilustrasi belajar online. (IDN)

ASKARA - Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menyampaikan hasil survei terkait metode pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

Survei dilakukan untuk mengetahui perasaan guru dalam mendidik dan mendampingi siswa selama PJJ. Pertanyaan seperti ini penting ditanyakan kepada guru untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologisnya. 

Pengumpulan data dilakukan pada 24-27 November dengan 320 responden di 100 kabupaten yang berada di 29 provinsi.

Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim menyebut bahwa PJJ penuh tantangan, banyak rintangan dan keterbatasan dihadapi tenaga pendidik sudah hampir sembilan bulan. Namun sebagian besar justru masih bersemangat mengajar.

"Sungguh mengejutkan. Sebab dapat disimpulkan sebanyak 52 persen guru tetap merasa semangat mendidik selama pandemi," katanya, Kamis (3/12).

Bahkan ada 11 persen guru yang justru merasa bahagia mendidik siswa melalui PJJ. Serta merasa biasa-biasa saja sebanyak 23 persen. 

Hasil ini menjadi sinyal para guru tetap bersemangat menjalankan profesi mereka meskipun di tengah kondisi serba terbatas dan banyak kendala. 

"Ini menjadi bukti jika mayoritas guru kita sangat cinta terhadap profesinya. Apapun kenyataan yang dihadapi tidak menyurutkan upaya mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa," tutur Satriwan Salim.

Menurutnya, itu sebuah hal positif yang mesti terus dirawat ke depan dan ditangkap dengan cermat oleh pemegang kebijakan.

Namun yang menilai sebaliknya juga ada yaitu sebanyak 29 persen guru merasa terbebani mendidik selama pandemi, bahkan ada yang merasa tertekan sebesar 5 persen. 

"Guru yang terbebani dan tertekan mendidik selama PJJ ini sangatlah wajar. Apalagi bagi mereka yang menggunakan metode PJJ luring," kata Satriwan Salim. 

Adapun, kendala yang dihadapi antara lain guru tidak bisa mengakses internet, siswa tidak punya gawai pintar, sampai pada keterbatasan akses menuju rumah siswa. 

"Semua kondisi serba terbatas ini tentunya dapat membuat guru tertekan dan menjadi beban," ujar Satriwan Salim.

Komentar