Senin, 20 Mei 2024 | 11:17
NEWS

Letjen (Purn) Djamari Chaniago Harus Cabut Pernyataannya Soal Pengeroyokan Anggota TNI

Letjen (Purn) Djamari Chaniago Harus Cabut Pernyataannya Soal Pengeroyokan Anggota TNI
Pengeroyokan TNI (Posmetro-Medan)

ASKARA - Letnan Jenderal (Purn) Djamari Chaniago harus mencabut pernyataannya, yang menganggap kasus pengeroyokan yang dilakukan anggota motor gede (moge) yang dipimpinnya terhadap dua prajurit TNI sebagai masalah kecil.

Ind Police Watch (IPW) menilai, pernyataan Djamhari sangat tidak mendidik dan sangat mengedepankan sikap arogansi dari seorang pensiunan militer. 

Ketua Presidium Ind Police Watch, Neta S Pane mengungkapkan, seharusnya sebagai pimpinan kelompok moge, Djamhari meminta maaf kepada masyarakat, karena anggota rombongannya sudah berbuat semena-mena, tidak hanya kepada masyarakat umum di jalanan, tapi juga kepada anggota TNI yang dikeroyok.

"Sikap Djamhari yang arogan itu tidak pantas ditiru dan akan membuat dirinya dicibir oleh masyarakat luas, yang pada akhirnya akan merugikan dirinya sebagai pensiunan yang seharusnya dihormati publik," ujar Neta melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (2/11). 

Pihaknya, kata Neta, berharap Djamhari sebagai purnawirawan mau berjiwa besar mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada masyarakat luas, khususnya kepada kedua prajurit TNI yang sedang terbaring di rumah sakit akibat dikeroyok anggota masyarakat sipil pengguna moge tersebut. 

"Seharusnya Djamhari bisa berkomentar lebih santun dan kebapakan dalam melihat kasus ini. Belajar dari kasus ini, sudah saatnya para petinggi yang menjadi pimpinan motor gede mengingatkan para anggotanya agar tidak bersikap arogan di jalanan dan tidak bersikap ugal ugalan atau tidak menjadi raja jalanan seperti geng motor yang banyak dikeluhkan masyarakat. Jika pengendara moge bersikap ugal ugalan seperti geng motor bukan mustahil masyarakat akan memberi perlawanan pada mereka dan pengendara moge akan menjadi musuh masyarakat di jalanan," jelas Neta.

Para purnawirawa, yang menjadi pimpinan moge, lanjut Neta, jangan mau menjadi bamper dan backing atas keugalugalan anggotanya. 

"Jika tidak, mereka akan dicibir dan tidak dihargai publik. IPW mendesak Polda Sumbar memproses kasus ini dengan Promoter. Selain dikenakan pasal telah melakukan penganiayaan, pengendara moge itu harus dikenakan pasal berlapis, yakni melawan aparatur negara," ungkap Neta.

Neta menilai, sebaiknya kasus ini diselesaikan di pengadilan agar ada efek pembelajaran agar pengendara moge tidak bersikap seenaknya ugal-ugalan dan pimpinannya tidak arogan atau menganggap sepele persoalan yang ada, yang sudah membuat masyarakat terluka.

Sebelumnya, mantan Pangkostrad Letjen (Purn) Djamari Chaniago mengatakan, mengatakan, peristiwa yang terjadi antara anggota rombongannya dengan anggota TNI merupakan kesalahpahaman belaka.

Hal ini diungkapkan Djamari Chaniago dalam sebuah channel Youtube Madaysinatra.

 

Komentar