Ini yang Dilakukan Ahok Jika Jadi Presiden Gantikan Jokowi
ASKARA - Pemilihan Presiden memang masih lama, tahun 2024 mendatang. Namun, sejumlah gerakan politik untuk menduduki kursi RI 1 menggantikan Joko Widodo sudah mulai dilakukan.
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menuturkan sejumlah rencana jika dirinya ditakdirkan menjadi Presiden Republik Indonesia. Rencana pertama yang dilakukannya adalah pemutihan dosa orang yang melakukan kejahatan di masa lampau.
Rencana itu bukan tanpa alasan, Ahok menginginkan ada perubahan dalam wajah kepemimpinan bangsa Indonesia. Sehingga tidak disandera oleh masa lalu.
"Langsung ada pemutihan dosa-dosa lama supaya jangan rezim ke rezim itu, terus menjadikan ini semacam ATM. Siapa yang enggak pernah buat salah gitu loh?" katanya dalam channel YouTube Butet Kartaredjasa baru-baru ini.
Rencana kedua, membenahi permasalahan Pilkada. Ahok ingin para calon pejabat menyampaikan kepemilikan harta secara terbalik. Untuk pasangan calon presiden harus jujur mengenai kepemilikan harta.
"Kamu mau mengatakan harta warisan orang tua saya yang korup tidak apa-apa minimal rakyat tahu, kenapa kamu punya harta sekian ratus miliar," ucap Ahok.
Seandainya harta warisan itu didapatkan dari orang tuanya yang dulu sebagai pejabat harus disampaikan dengan jujur. Maka biarkan rakyat yang putuskan mau memilih atau tidak.
"Anak pejabat yang korupsi pun belum tentu korup, belum tentu dia tidak punya hati melayani rakyat, belum tentu dia tidak punya hati menolong yang miskin dan yang butuh pertolongan," jelasnya.
Rencana ketiga, akan memperbaiki gaji pejabat dengan syarat ada sistem alat ukur KPI (Key Performance Indicator) yang jelas. Seperti meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mempunyai keinginan untuk menaikkan gaji semua aparat. Terlebih untuk prajurit TNI/Polri bisa mendapatkan diskon saat berbelanja kebutuhan sehari-hari.
"Kalau sekarang kita maaf-maaf saja, saya dapat penghargaan perang begitu banyak pun datang ke Indomaret kalau beli susu nggak ada duit ya nggak dapat susu saya," imbuh Ahok.
"Coba kalau kita ke Indomaret beli susu 'oh pernah perang ini' dapat diskon 30 persen, siapa yang bayar? Kementerian Pertahanan yang bayar. Ditransfer dong kan semua online dan lebih bagus lagi tidak ada tarik tunai maksimal Rp 1 juta mungkin," tambahnya.
Mendengar hal itu, seniman Butet Kertaradjasa menyampaikan pertanyaan kepada Ahok perihal pemutihan bagi orang yang melakukan kejahatan di masa lalu.
"Untuk mereka yang terlibat dalam kasus kejahatan kemanusiaan, apakah ada pemutihan?" tanya Butet dan langsung dijawab dengan santai oleh Ahok. "Kalau jadi presiden itu gampang," timpalnya.
Tentu sebagai kepala negara akan memberikan pengampunan ke pelaku kejahatan kemanusiaan. Dengan catatan pelaku mengakui kesalahan dan perbuatannya.
Selain itu pelaku memaparkan kejahatan dan kronologis perbuatannya. "Kita tinggal proses supaya tahu siapa yang perbuat. Dari mana perjalanan sampai kejadian seperti itu, setelah itu sebagai kepala negara berhak memberikan pengampunan," cetusnya.
Hal itu bentuk rekonsiliasi yang bukan berarti menutupi kejahatan. Namun mengungkapkan fakta baru soal kejahatan itu untuk dicatat dan dipelajari oleh generasi mendatang.
"Itu rekonsiliasi bangsa ini, rekonsiliasi bukan berarti menutupi kejahatan, tapi kejahatan apapun harus tercatat. Sehingga rakyat akan belajar, tentang apa itu kesalahan yang dilakukan penguasa terlebih dahulu," tandasnya.
Komentar