ASKARA - Di tengah suasana Pandemi Covid-19, upacara peringatan Kemerdekaan ke-75 RI berlangsung dengan sederhana, minimalis, dan khidmat di Wisma Indonesia, Washington DC.

17 Agustus biasanya menjadi momen khidmat sekaligus meriah, serta menjadi ajang temu kangen bagi ratusan, bahkan hingga ribuan, Warga Negara Indonesia (WNI) dan diaspora Indonesia di wilayah Washington DC dan sekitarnya. 

Namun tahun ini, harus mengikuti protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 yang diberlakukan otoritas setempat, upacara dilaksanakan secara sederhana, minimalis dan terbatas.

"Sesuai arahan Pemerintah RI, dan mematuhi protokol kesehatan Covid-19, tahun ini yang menjadi peserta upacara staf KBRI dan perwakilan Dharma Wanita Persatuan (DWP), serta para petugas upacara, termasuk Paskibra dan orang tua," ujar Wakil Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Iwan Freddy Hari Susanto, dalam keterangannya, Selasa (18/8). 

Bertindak sebagai Komandan Upacara adalah Mayor Tek. Victor Julius Senjaya, Perwira TNI Angkatan Udara yang saat ini tengah bertugas sebagai Asisten Atase Pertahanan KBRI Washington DC.

Menyesuaikan protokol kesehatan, Pasukan Pengibar Bendera di Washington DC tahun ini dibatasi menjadi 3 orang, yang merupakan pemuda-pemudi Indonesia, baik dari unsur masyarakat maupun diaspora Indonesia. 

Mereka adalah Dimas Kurniawan Nugroho, Rajeev Solanki, dan Teressa Amely Digrazia. Dimas dan Rajeev adalah Diaspora Indonesia generasi kedua yang lahir di AS, sementara Teresa adalah pelajar Indonesia yang baru menyelesaikan sekolah menengah atas di AS.

"Saya sangat senang dan bangga bisa bertugas lagi sebagai Paskibra. Ini kesempatan yang selalu saya tunggu-tunggu," kata Dimas, yang tahun lalu juga berkesempatan menjadi bagian dari tim Paskibra. 

Para anggota Paskibra ini dilatih langsung Tim Atase Pertahanan (Athan) KBRI Washington DC di bawah pimpinan Marsekal Pertama TNI Age Wiraksono, Atase Pertahanan RI di Washington DC. 

Jalannya upacara bendera yang berlangsung sangat khidmat tersebut, dipandu oleh Lucia Batsyeba Deda, mahasiswi Indonesia asal Provinsi Papua yang tengah menimba ilmu di AS. 

"Ini adalah tahun kedua saya diberikan kepercayaan untuk menjadi pembawa acara. Acara ini selalu menjadi salah satu momen yang sangat membanggakan dalam hidup saya," kata mahasiswi George Mason University yang akrab dipanggil Luci tersebut.

Para WNI dan diaspora Indonesia meskipun tidak dapat hadir langsung di Wisma Indonesia, tetap antusias mengikuti jalannya upacara bendera lewat siaran langsung melalui media sosial Facebook KBRI Washington DC.

"Suasananya sangat berbeda tahun ini. Biasanya setiap 17 Agustus saya mengikuti upacara dan memanfaatkan kesempatan itu untuk reuni. Tapi saya senang KBRI menyiarkan acara ini sehingga saya bisa ikut upacara dari rumah," ujar Uyung Asikin, seorang tokoh masyarat Indonesia berdomisili di Maryland.