Selasa, 30 April 2024 | 11:58
NEWS

Pemerintah RI Perlu Dorong Lebanon Investigasi Ledakan Dahsyat

Pemerintah RI Perlu Dorong Lebanon Investigasi Ledakan Dahsyat
(AFP)

ASKARA - Komisi I DPR RI menyampaikan duka mendalam atas ledakan hebat yang mengguncang Kota Beirut, Lebanon yang menyebabkan puluhan orang meninggal dunia dan lebih dari 3000 lainnya luka-luka.

"Saya sampaikan duka mendalam kepada seluruh korban ledakan dahsyat itu baik yang meninggal dunia maupun yang luka-luka. Di saat pandemi seperti ini yang belum selesai, rakyat Lebanon harus merasakan musibah yang lain. Semoga Allah SWT menguatkan rakyat Lebanon," kata Wakil Ketua Komisi I Abdul Kharis Almasyhari dalam keterangannya, Kamis (6/8).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu meminta Kementerian Luar Negeri RI segera mendata dan memberikan pendampingan dan bantuan jika ada warga negara Indonesia yang turut menjadi korban.

Data Kementerian Pertahanan dan Kemenlu di Lebanon terdapat 1234 TNI anggota Kontingen Garuda yang bertugas menjaga demarkasi perbatasan Lebanon-Israel dan terdapat ratusan WNI yang bekerja di negara itu.

"Semoga semua tidak ada di sekitar ledakan dan semoga sehat walafiat," ujar Abdul Kharis.

Selain keselamatan WNI, Komisi I juga mendorong pemerintah memberikan bantuan kepada Lebanon sebagai negara sahabat Indonesia, serta mendorong agar dilakukan investigasi menyeluruh dan serius karena eskalasi ledakan yang begitu besar.

"Kemarin, Perdana Menteri Lebanon Yang Mulia Hassan Diab mengatakan kepada media adanya 2750 ton amonium nitrat, bahan untuk pupuk dan peledak yang disimpan di gudang yang mengakibatkan ledakan dahsyat itu. Saya pikir dengan tetap menjunjung tinggi kedaulatan negara Lebanon, Indonesia harus mendorong dilakukan investigasi menyeluruh, jelas dan terang sehingga dapat menjelaskan kepada masyarakat Lebanon dan dunia," tutup Abdul Kharis.

Ledakan dahsyat terjadi di Pelabuhan Beirut (Port of Beirut) pada Selasa (4/8. Mengakibatkan 78 orang tewas dan korban luka mencapai hampir 4000 orang. 

Komentar