Minggu, 19 Mei 2024 | 06:19
NEWS

Terapkan Protokol Kesehatan dari Kebiasaan Menjadi Budaya

Terapkan Protokol Kesehatan dari Kebiasaan Menjadi Budaya
Ilustrasi cuci tangan dengan sabun. (Shutterstock)

ASKARA - Pandemi Covid-19 menuntut masyarakat menciptakan kebiasaan baru di tengah kehidupan. 

Kebiasaan baru ini tercipta agar terhindar dari virus corona dan tetap beraktivitas sehari-hari dengan normal.

"Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang kemudian menjadi dibiasakan," kata Pakar Sosial Budaya Satgas Penanganan Covid-19 Meutia Hatta pada dialog Ruang  Digital BNPB, Selasa (4/8).

Menurutnya, kebiasaan dapat berubah menjadi suatu kebudayaan dari kegiatan yang dilakukan secara berkala. 

"Kebiasaan itu berawal dari kegiatan yang memiliki manfaat bagi orang-orang melakukannya. Namun menjadi kebudayaan, dia memerlukan waktu yang tidak singkat," ujar Meutia Hatta. 

Contoh dari kebiasaan yang sudah menjadi budaya adalah mencuci kaki sebelum masuk ke rumah. Awalnya, kebiasaan ini dipraktikkan di rumah panggung di Lampung, Sulawesi atau Palembang. 

Di depan rumah disediakan gentong berisi air untuk mencuci kaki. Manfaat dari kebiasaan ini, masuk ke rumah dengan kondisi kaki sudah bersih. Lama-kelamaan kebiasaan ini akhirnya menjadi budaya.

Meutia Hatta juga memberikan contoh lain dari kebiasaan yang lama-lama menjadi budaya. 

"Makanan sayur tadinya bukan budaya dari orang Minang. Namun karena tahu manfaatnya, akhirnya sayur bagian dari kebudayaan orang Minang," bebernya.

Kerterkaitan antara kebiasaan dengan budaya pada masa pandemi Covid-19 saat ini antara lain seperti menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak fisik. 

"Di pandemi ini kita ada kewajiban menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, harus cuci tangan. Ini kebiasaan ada manfaatnya karena tanpa itu ada bahaya corona. Ini diusahakan menjadi kebudayaan," jelas Meutia Hatta.

Mengenai protokol kesehatan yang ingin dijadikan sebagai kebudayaan baru, Meutia Hatta berpendapat bahwa hal ini memerlukan waktu. Meski semua pihak ingin secepatnya bisa diterima. 

"Kita harus mampu menyampaikan kepada masyarakat bahwa ini adalah hal yang penting, ditunjukkan dengan data," tandasnya.

Komentar