Jumat, 19 April 2024 | 19:17
COMMUNITY

Teleskop Hubble Tangkap Bayangan Kelelawar di Angkasa

Teleskop Hubble Tangkap Bayangan Kelelawar di Angkasa
(NASA, ESA, dan STScI)

ASKARA - Sebuah bayangan menyerupai kelelawar berukuran raksasa yang sedang mengepakkan sayap di angkasa tertangkap oleh teleskop luar angkasa Hubble.

Dijuluki sebagai Bat Shadows, ini merupakan suatu fenomena dari pembentukkan sebuah bintang di antara cakram -berisi struktur gas, debu, dan batuan- yang berputar-putar mengelilinginya.

Perputaran cakram tersebut tidaklah rata seperti cincin Saturnus namun bergelombang sehingga memberikan kesan seperti kepakan sayap. 

"Jika cahaya dari bintang tersebut lurus ke atas, ia dapat diteruskan lurus ke atas -tidak terhalangi oleh apapun. Tetapi ketika mencoba untuk melewati bidang cakram- yang berisi berbagai material, cahayanya tidak dapat diteruskan, dan itu menimbulkan bayangan," kata astronom Klaus Pontoppidan dari Space Telescope Science Institute.

Berjarak sejauh 1400 tahun cahaya dari Bumi, bintang yang masih muda ini disebut sebagai HBC 672. Pertama kali diabadikan penampakannya oleh Hubble di tahun 2018, usianya diperkirakan sekitar satu atau dua juta tahun, relatif muda untuk sekelas bintang.

Karena masih sangat muda, bintang ini masih berdiam diri di tengah-tengah cakram -gas, debu dan batuan- yang dijadikannya sebagai asupan makanan untuk pertumbuhannya. Sementara itu, setiap material awan gas dan debu yang berada di dalam cakram ini selanjutnya akan saling menyatu membentuk objek yang lebih besar lagi. Seiring waktu, akhirnya menjadi berbagai asteroid dan planet. Ini seperti sebuah gambaran sederhana bagaimana tata surya kita dibentuk pertama kalinya.

Bayangan itu terbentang sekitar 200 kali panjang tata surya kita. Faktanya, waktu yang dibutuhkan oleh cahaya untuk melakukan perjalanan dari bintang ke ujung bayangan yang terlihat adalah sekitar 40 hingga 45 hari.

Pontoppidan dan timnya memperkirakan planet-planet yang mengorbit bintang yang masih muda ini dalam waktu tidak kurang dari 180 hari. Mereka memperkirakan bahwa planet ini akan berada pada jarak yang sama dari bintangnya sebagaimana halnya jarak Bumi dari Matahari.

Jika bukan dikarenakan oleh sebuah planet, penjelasan alternatif untuk gerakan bayangan adalah sebuah bintang pendamping bermassa rendah yang mengorbit HBC 672 di luar bidang cakram menyebabkan HBC 672 relatif "goyah" terhadap cakram bayangannya. Tetapi Pontoppidan dan timnya meragukan hal ini berdasarkan pada ketebalan cakramnya.

Kemungkinan lain penyebab cakram bergelombang adalah sebuah planet yang masih muda mengorbit setidaknya 180 hari, dan itu sangat mungkin berada di bidang cakram.

Bagaimanapun, masih diperlukan berbagai penyelidikan lagi untuk dapat memastikannya. 

"Kami menyarankan pemantauan lebih lanjut dari bayangan cakram dari platform yang stabil seperti Hubble atau James Webb Space Telescope yang akan datang, menawarkan peluang unik untuk membatasi, secara real time, hidrodinamika kawasan pembentuk planet terestrial," tulis para peneliti di paper mereka. (ikons) 

Komentar