Sabtu, 20 April 2024 | 19:54
NEWS

Jenderal Andika Perkasa Tunggu Kronologi Prajuritnya yang Gugur di Kongo

Jenderal Andika Perkasa Tunggu Kronologi Prajuritnya yang Gugur di Kongo
Almarhum Serma Rama Wahyudi yang gugur di Kongo (Puspen TNI)

ASKARA - Seorang prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco gugur saat menjalankan misi sebagai pasukan perdamaian PBB di wilayah Republik Demokratik Kongo, Afrika.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, pihaknya masih menunggu kronologi penyebab gugurnya seorang prajurit dan seorang lainnya luka-luka saat misi di Republik Demokratik Kongo.  

"Memang prajurit-prajurit kami, yang jelas kami akan mengevaluasi dan kami ingin mendapat kronologi yang sebenarnya sehingga kita bisa evaluasi apa yang sebenarnya," ujar Andika, saat sesi Coffee Morning di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Rabu (24/6). 

Dikatakan, TNI AD hanya menyiapkan personel untuk bertugas pada misi perdamaian PBB, sementara penugasan diberikan langsung oleh Mabes TNI. Untuk itu, pengurusan santunan terhadap almarhum dilakukan oleh Mabes TNI. 

Namun demikian, TNI AD telah berhubungan dengan keluarga almarhum untuk membantu pemberian santunan kepada mereka.  

"Kami juga proaktif. Artinya kita sudah berhubungan dengan keluarga dengan satuannya. Kita menyiapkan semaksimal mungkin," katanya. 

Sementara, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi mengucapkan rasa belasungkawa atas gugurnya Serma Rama Wahyudi, Selasa (23/6) kemarin. Almarhum adalah salah satu putra bangsa yang ditugaskan pada misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo (MONUSCO). 

"Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan," kata Retno dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (24/6) pagi. 

Berdasarkan laporan yang diterima dari MONUSCO, sejauh ini terdapat dua korban personel Indonesia dari pertempuran bersenjata di wilayah Kongo tersebut. Serma Rama Wahyudi dinyatakan meninggal dunia, sementara korban lainnya Prt M Syafii Makbul masih dalam perawatan intensif. 

"DK PBB telah mengutuk keras serangan kepada MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan," ujar imbuh Retno. 

Indonesia, sebagai kontributor personel misi perdamaian PBB terbesar ke-8 di dunia, selalu aktif menyerukan perlunya peningkatan keamanan dan keselamatan personel misi perdamaian PBB pada forum–forum PBB.  

MONUSCO adalah misi pemelihara perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo dan merupakan misi PBB terbesar ke-2 di dunia. Saat ini terdapat 1.047 orang personel dari Indonesia ditugaskan di negara konflik tersebut. 

Komentar