Sabtu, 25 Mei 2024 | 02:58
NEWS

Penanganan Transportasi di Tengah Covid-19 di ASEAN, Ini Strategi Indonesia

Penanganan Transportasi di Tengah Covid-19 di ASEAN, Ini Strategi Indonesia
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono (kiri). (Dok Kemenhub)

ASKARA - Pertemuan ke-49 ASEAN Senior Transport Officials Meeting (STOM) yang digelar secara virtual pada Selasa-Rabu, 16-17 Juni 2020, diikuti Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Sejumlah negara hadir di acara tahunan tersebut, termasuk Indonesia yang membahas upaya meningkatkan perdagangan dan perekonomian di ASEAN pada masa pandemi Covid-19. 

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono mengatakan, pertemuan membahas langkah-langkah yang diambil untuk memastikan konektivitas rantai pasokan (supply chain) tetap terbuka dan berfungsi dengan baik, melalui transportasi udara, darat dan laut, di tengah pandemi Covid-19. 

"Diharapkan ini dapat memperkuat usaha bersama negara anggota ASEAN untuk mengatasi dampak pandemi ini pada sektor transportasi, termasuk langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam rangka pemulihan ekonomi ASEAN, mengingat sektor transportasi memegang peranan penting," ujar Djoko, melalui keterangannya, Rabu (17/6).

Indonesia pun mengusulkan terkait penyeragaman protokol kesehatan, dalam pengoperasian moda transportasi dan simpul transportasi barang dan penumpang, termasuk perihal repatriasi dan perlindungan awak kapal.

Sementara itu, pada sektor penerbangan sejumlah hal disampaikan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dalam penerbangan, seperti penetapan Peraturan Dirjen Perhubungan Udara Nomor: KP 89 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pada Transportasi Udara, penetapan SE Dirjen Perhubungan Udara Nomor: SE 17 Tahun 2020 tentang Pesawat Konfigurasi Penumpang yang Digunakan untuk Mengangkut Kargo di dalam Kabin Penumpang (Passenger Compartment).

"Saya juga menyampaikan bahwa Kementerian Perhubungan telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi menghadapi wabah Covid-19 sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh ICAO dan WHO di antaranya adalah terkait penanganan fasilitasi di lingkungan bandara, kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat, penerbangan udara dan navigasi udara," jelasnya.

Sementara itu, dalam hal kerja sama sektor transportasi ASEAN, Djoko menjelaskan sejumlah agenda yang dibahas di antaranya terkait dengan Kuala Lumpur Transport Strategic Plan (KLTSP), kelanjutan usulan proyek perpanjangan Singapore-Kunming Rail Link (SKRL) hingga ke Surabaya. Kemudian terkait dengan kepastian simpul (node) yang berada di jalur AH150 Pontianak-Entikong, dan sejumlah agenda lainnya di sektor transportasi darat, laut, dan udara.

Selain itu, di sektor penerbangan terkait kerja sama angkutan udara atau air agreement ASEAN-New Zealand, Indonesia akan menawarkan Makassar sebagai hak angkut ke-5 dalam kerangka ANZ-ASA.

"Sedangkan untuk hak angkut ke-3 dan 4, Indonesia membuka poin Cengkareng, Denpasar, Ujung Pandang, Surabaya dan Kualanamu," kata Djoko.

Selain kerja sama angkutan udara dengan New Zealand, dalam pertemuan ini juga membahas terkait perkembangan negosiasi dengan Negara Uni Eropa atau EU dalam ASEAN-EU Comprehensive Air Transport Agreement (AE-CATA), dalam hal ini Indonesia berencana untuk menyediakan stimulus bagi sektor penerbangan untuk mendukung pariwisata. 

Adapun sektor transportasi darat The ASEAN Land Transport Map juga dibahas khususnya terkait jalur AH150 Pontianak-Entikong. Djoko menyebut, pada akhir tahun 2019 Indonesia telah menyelesaikan perluasan jalan dari 2 jalur menjadi 4 jalur di lintas AH150 sepanjang 5,5 kilometer. 

Selain itu, Indonesia juga telah mengimplementasikan regulasi berkaitan dengan road safety seperti regulasi batas kecepatan maksimal, regulasi drunk-driving law, regulasi pemakaian helm bagi pengendara sepeda motor, regulasi pemakaian seat belt, dan regulasi larangan penggunaan telepon genggam saat mengemudi.

Sementara khusus transportasi laut, Djoko menyampaikan perkembangan tentang sejumlah hal, di antaranya terkait status finalisasi pedoman pemeliharaan saluran navigasi di kawasan ASEAN, status finalisasi pedoman untuk tindakan pengamanan dengan rute kapal, dan update penyelesaian proyek tentang "Program Pelatihan Personel Tingkat Lanjut untuk Layanan Lalu Lintas Kapal (Vessel Traffic Service / VTS)" dan proposal proyek Fase 3.

Untuk diketahui, pertemuan ini didahului oleh 1st Task Force Meeting on Mid Term Review of KLTSP 2016-2025, yang dipimpin oleh Kepala Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan Internasional, M.I Derry Aman yang membahas perkembangan program kerja sama di bawah kerangka Kuala Lumpur Strategic Transport Plan 2016-2025.

Pada hari kedua dilanjutkan dengan pertemuan 49 ASEAN Senior Transport Officials Meeting (STOM) dan Ad hoc STOM + China Meeting, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono hadir selaku Head of Delegation (HOD) Indonesia dalam kedua pertemuan utama tersebut.

Selain Indonesia, turut hadir dalam pertemuan rutin yang dilaksanakan setiap dua kali dalam setahun ini yaitu negara-negara di ASEAN dan negara mitra ASEAN antara lain seperti Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam dan China.

Komentar