Sabtu, 20 April 2024 | 16:47
NEWS

Pesan Bupati Biak untuk Mahasiswa Papua Menghadapi Rasisme

Pesan Bupati Biak untuk Mahasiswa Papua Menghadapi Rasisme
Ilustarsi rasisme (Shutterstock)

ASKARA - Tindakan disksiminasi dan rasisme sering menimpa orang Papua. Terutama pada mahasiswa yang menempuh pendidikan di sejumlah wilayah Indonesia. Bentuk perlakuannya dari kekerasan hingga yang tidak kelihatan.

Bupati Biak Numfor, Herry Ario Naap mempunyai cara membangun mental para mahasiswa Papua dalam menghadapi perlakuan rasisme. Salah satunya dengan menunjukan prestasi akademik. 

Sebab, jika mereka memiliki prestasi cemerlang, teman-teman dan lingkungan akan merasa bangga. Sehingga tidak mudah menganggap rendah para mahasiswa dari tanah Cendrawasih itu. 
 
"Saya mengajak mereka untuk harus menunjukkan prestasi. Ketika prestasi kita luar biasa. Teman-teman dari suku lain tidak akan pernah menganggap remeh kita," ujar Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap, Rabu (17/6).

Untuk itu, perlu ditingkatkan kompetensi dan daya saing. Dengan demikian secara perlahan cercaan yang meraka kerap alami bisa dihapuskan. "Harus juga mendorong kompetensi dan kreativitas mereka," ucapnya.

Selain itu, Herry selalu mengingatkan kepada para mahasiswa Papua agar turut aktif dalam sebuah organisasi. Maka akan terbangun toleransi dari lingkungan mereka tinggal. 

"Saya secara khusus mendorong mahasiswa Biak harus terlibat aktif dalam organisasi. Dengan demikian mereka bisa merangkul dan saling menghargai. Jadi toleransi itu terbangun dalam kelomlok mereka," ucapnya. 

Terkadang ditemukan pemuda Papua, ketika memutuskan pergi ke wilayah kota di Indonesia tidak aktif pada suatu perkumpulan. Padahal hal itu bisa memberikan dampak positif kepada mereka. 

"Ketika mereka di Papua itu aktif. Terutama kalau di Kristen mereka aktif di gereja. Tapi ketika di kota studi bergaul dengan kelompok itu saja. Juga tidak aktif organisasi," keluhnya. 

Herry menambahkan, gelombang protes masyarakat Papua menentang tindakan rasisme yang dialami mahasiswa di Jawa Timur pada 2019. Banyak para mahasiswa di kota lain yang pulang kampung. 

Namun, dirinya justru meminta para mahasiswa asal Biak tetap berada di kota studi mereka melanjukan kegiatan perkuliahan. 

"Saya melarang mahasiswa Biak untuk pulang ke Papua. tidak usah pulang ngapain pulang? Kalian tetap kuliah saja. Sehingga mahasiswa Biak berada di kota studi," tandasnya. 

Komentar