Jumat, 19 April 2024 | 20:15
NEWS

Untuk Para Pendaki, Simak Protokol Kesehatan Saat Naik Gunung

Untuk Para Pendaki, Simak Protokol Kesehatan Saat Naik Gunung
Gunung Rinjani (Istimewa)

ASKARA - Kabar gembira bagi traveler, pasalnya sektor pariwisata akan menjadi yang dipersiapkan menjalankan fase kenormalan baru atau new normal. Setelah mati suri selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) memberikan formulasi bagi para pencinta alam yang ingin kembali melakukan pendakian di tengah kondisi penerapan new normal. 

Ketua APGI, Vita Landra mengingatkan, para wisatawan yang mau memulai kembali beraktivitas di alam terbuka agar melanjutkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.

"Untuk menghadapi (new normal) pertama kita harus menerapkan PHBS, seperti rajin cuci tangan, menggunakan dan membawa masker serta hand sinitezer. Lalu perlangkapan juga harus disemprot disinfektan," kata Vita di Jakarta, Rabu (10/6).

Penerapan protokol kesehatan seperti physical distancing atau jaga jarak menjadi hal penting bagi para pendaki. Tentunya kapasitas dalam satu kelompok juga harus dibatasi. 

"Kita tawarkan tracking yang tidak biasa. Misalnya, biasanya 20 orang satu grup, sekarang maksimal 7 orang termasuk porter. Pendakian juga jadi berjarak dengan jarak minimal satu atau dua meter," terang Vita. 

Sementara, penggunaan masker jika mengacu dari asosiasi pendaki gunung internasional wajib dibawa ketika melakukan pendakian. Meski penggunaanya menyesuaikan kondisi di lapangan. 

"Kalau selama jalan (proses mendaki) tidak usah dipakai. Tapi kalau perjalanan menuju gunung atau berbicara dengan orang wajib dipakai," imbuh Vita. 

Setiap peralatan gunung harus disemprot cairan disinfektan baik sebelum atau sesudah perjalanan pendakian. 

"Seperti ransel ketika taruh di bawah (lantai atau tanah) juga disemprot disinfektan. Lalu ketika di gunung tidak boleh peralatan baik peralatan masak atau apapun itu bergantian penggunaan dengan orang lain," sarannya. 

Selain itu, kapasitas tenda untuk para pendaki di gunung juga dibatasi. Biasanya, tenda terisi penuh selama pendakian kini saat new normal mesti setengahnya. 

"Kapasitas tenda hanya dipakai setengah dari kapasitas yang ada selama ini. Jadi penerapan physical distancing juga berlaku di tenda saat melakukan mendaki," tandasnya. 

Penerapan protokol kesehatan selama mendaki gunung ini sudah diajukan pada pihak regulator yaitu Kementerian Pariwisata dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 

"APGI membawa formula, tapi penerapan kebijakanya ada di Kementerian Pariwista dan KLHK , Taman Nasional. Karena kita mencoba menyusaikan peraturan yang ada di tempat wisata," ungkapnya. 

Komentar