Jumat, 17 Mei 2024 | 05:02
NEWS

Ini Tahapan Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19

Ini Tahapan Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Prof Wiku Adisasmito (Dok BNPB)

ASKARA - Masyarakat di Indonesia masih terdampak pandemi Covid-19. Mereka tidak hanya terpapar penyakitnya tetapi mereka yang sehat terdampak secara sosial dan ekonomi. 

Mengingat vaksin Covid-19 belum ditemukan, namun masyarakat tetap dapat melakukan aktivitas dengan aman dan produktif. 

Tentu new normal atau istilah yang digunakan sebagai adaptasi kebiasaan baru menjadi syarat mutlak. Adaptasi ini bertujuan supaya masyarakat tidak terpapar Covid-19, salah satunya di sektor ekonomi.

Menyikapi dampak pandemi di sektor ekonomi, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Prof Wiku Adisasmito mengatakan, tidak bisa serta merta dibuka secara langsung. Pemerintah daerah perlu melakukan tahapan-tahapan menuju masyarakat aman dan produktif. 

“Ada tahapan-tahapan yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menuju masyarakat aman Covid-19 dan produktif,” ujar Prof Wiku dalam konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Senin kemarin (8/6).

Pertama tahap prakondisi, bahwa tahapan awal yang dilakukan oleh tiap daerah melakukan prakondisi dengan memberikan informasi yang holistik, jelas dan mudah dipahami oleh masyarakat. 

Informasi tersebut antara lain mengenai pencegahan dan penanganan Covid-19. Penyampaian informasi dapat dilakukan berbagai pihak melalui sosialisasi dan komunikasi publik yang efektif. 

Kedua adalah tahap timing. Tahapan yang menentukan tentang waktu kapan suatu daerah dapat dimulai aktivasi sosial ekonomi dengan memperhatikan data epidemiologi.

Seperti tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan, kesiapan organisasi dan manajemen di daerah, serta memastikan kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan.

Ketiga tahap prioritas. Tahapan ini dilakukan untuk memilih daerah atau sektor yang dapat dipulihkan kegiatan sosial-ekonomi secara bertahap dengan dilakukan simulasi agar kegiatan tersebut dapat berkelanjutan.

Keempat tahap koordinasi pusat dan daerah. Tahapan ini penting dimana terjadi konsultasi timbal balik, antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang sinergis dalam pengambilan keputusan.

Kelima tahap monitoring dan evaluasi. Tahapan pengawasan, pengendalian, serta evaluasi dari pelaksanaan, dari pemulihan aktivitas sosial-ekonomi. 

“Kami ingin menyampaikan, mengenai monitoring dan evaluasi peta risiko daerah. Sebagai contoh, untuk daerah zona hijau atau tidak terdampak, kami melakukan monitoring dan evaluasi untuk kabupaten-kota yang tidak terdampak," tutur Prof Wiku. 

Meski perubahan data dari 102 kabupaten-kota menjadi 92 kabupaten-kota tidak terdampak. Perubahan data ini terjadi berdasarkan evaluasi indikator kesehatan masyarakat.

“Kami akan menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi zonasi secara mingguan setiap hari Senin,” tandasnya.

Komentar