Kamis, 25 April 2024 | 00:35
OPINI

Antara Titipan atau Warisan?

Antara Titipan atau Warisan?
Ilustrasi. (Katalogwisata)

Sahabatku, keindahan alam sering dipandang sebagai tempat pelarian, ketika kita menghadapi kenyataan pahit dalam kehidupan, seperti rasa putus asa dan bimbang. Kita memperlakukannya semata-mata sebagai ruang atau obyek, tempat di mana kita menyumbang sampah hati kita.

Saatnya kita harus bijaksana. Alam, bukanlah milikmu atau warisan nenek moyangmu. Itu adalah titipan anak cucu, agar bisa kita rawat untuk mereka kelak.

Janganlah penuhi alam dengan nafsu menguasai, kebencian, uang, dan obsesi atau darah. Maukah Anda mengembalikan harta titipan ini ke anak cucu dunia: menjadi sebuah warisan bernilai atau sampah akibat obsesi Anda sendiri?. Karena kenyataannya, alam yang mengelilingi kita jauh lebih bermakna dan jauh lebih berharga.

Pandanglah alam dan segala isinya, sebagai salah satu teman peziarahan hidup kita. Bukan sebagai benda yang seharusnya kita kuasai. Ambillah seperlunya, agar anak cucu dunia kelak bisa menikmati harta milik mereka  ini. Dia hanya butuh pujian dan rasa terima kasih Anda. Tidak perlulah menampungnya untuk anak-cucumu sendiri, karena Anda tidak tahu isi pikiran mereka nanti, dengan siapa mereka akan hidup, dan akan seperti apa masa depan itu. 

Cukup resapkan keindahan semesta dalam dirimu, maka Anda akan menjadi bercahaya dan anak cucumu serta makhluk lainnya akan menamaimu Matahari mereka. Namamu akan bercahaya dan abadi laksana matahari. Amin.

Martin Selitubun
(Pastor Keuskupan Agats, Papua. Berdomisili di Roma)

Komentar