Rabu, 15 Mei 2024 | 23:27
NEWS

Kasus Corona Berkurang, Posko Aju KBRI Seoul Akhirnya Ditutup

Kasus Corona Berkurang, Posko Aju KBRI Seoul Akhirnya Ditutup
Distribusi masker tim Posko Aju 2 di Yeongnam University, Gyeongsan 16 Maret 2020. (Dok KBRI Seoul)

ASKARA - Sejak 27 Februari 2020 lalu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Seoul membuka Posko Aju. Posko tersebut telah memberikan perlindungan kepada 1.400 orang yang bermukim di kota Daegu dan sekitarnya. 

Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi mengatakan, apa yang dilakukan pihaknya adalah sebagai sikap dalam menghadapi situasi darurat ketika kota Daegu menjadi pusat ledakan penyebaran wabah Covid-19 di Korea Selatan.

Sebab, 70 persen kasus positif Covid-19 di Korea Selatan berada di kota Daegu, yang kini telah ditetapkan sebagai "special care zone" oleh Pemerintah Korea Selatan.

Selain itu, lokasi Posko Aju yang berada di zona aman yakni sekitar 50 km dari pusat kota Daegu, juga telah memudahkan KBRI Seoul dalam melakukan koordinasi dengan otoritas pemerintah setempat, pemetaan WNI dan koordinasi dengan simpul-simpul WNI di Daegu dan sekitarnya, serta penyampaian segera berbagai bentuk bantuan yang diperlukan WNI. 

Terlebih, dalam kondisi kelangkaan masker di Korea Selatan selama dua minggu pertama bulan Maret, Posko Aju telah membantu dengan membagikan ribuan masker gratis kepada WNI di kota Daegu dan sekitarnya.

"Posko Aju ibaratnya seperti mata dan telinga saya di lapangan. Dengan laporan-laporan langsung dari Posko Aju, saya bisa cepat mengambil keputusan dan melakukan langkah terbaik untuk perlindungan WNI di kota Daegu secara maksimal," kata Umar Hadi, Kamis (26/3).

Dengan segala upaya dalam menangani situasi darurat, dengan masa selama 28 hari, KBRI Seoul memutuskan untuk menutup Posko Aju pada 26 Maret. 

"Misi utama Posko Aju sudah tercapai dan situasi di kota Daegu sudah mulai pulih,” kata Umar.

Penutupan posko Aju lantaran sejak tanggal 13 Maret 2020, jumlah penambahan kasus baru mulai sangat melambat dan bahkan sudah lebih sedikit dari jumlah penambahan pasien yang sembuh. 

Selain itu, kelangkaan masker sudah mulai teratasi dengan berbagai kebijakan baru Pemerintah Korea Selatan yang mengatur produksi dan distribusi masker. Kehidupan masyarakat di kota Daegu dan sekitarnya berangsur-angsur mulai berjalan normal. 

Kondisi umum WNI di kota Daegu dan sekitarnya dalam keadaan aman, termasuk para mahasiswa Indonesia sebagian besar sudah memulai perkuliahan secara on-line dan mendapat perhatian yang cukup dari universitas masing-masing. 

Hingga kini melalui organisasi kemahasiswaan "Perpika" dan koordinator di kampus-kampus, KBRI Seoul terus menjalin komunikasi baik dengan telepon maupun WhatsApp grup. 

Selain itu para pekerja migran Indonesia umumnya tetap bekerja dan mendapat perhatian cukup dari perusahaan atau pabrik masing-masing, meskipun begitu KBRI Seoul pun terus memberikan perhatian baik secara langsung ke pabrik-pabrik maupun melalui mitra-mitra KBRI, masjid dan musala Indonesia, serta berbagai organisasi kemasyarakatan dan paguyuban kedaerahan.

Meskipun tingkat kewaspadaan tetap pada level tertinggi (red alert) terutama terkait dengan gelombang kedua masuknya kasus-kasus baru dari luar negeri dan penyebaran di cluster-cluster kecil terutama di kota Seoul dan Propinsi Gyeonggi, secara umum, Korea Selatan dianggap telah berhasil mengatasi ledakan wabah Covid-19 di kota Daegu dan melandaikan kurva penyebaran di seluruh negeri.

Hal itu juga terwujud lantaran, pemerintah Korea Selatan terus menyerukan "social distancing" bagi warganya serta memperketat prosedur karantina bagi pendatang dari negara lain di Bandara Internasional Incheon.

"KBRI Seoul selalu menyerukan kepada WNI di Korea Selatan agar tetap tenang dan terus waspada, jaga kesehatan, patuhi imbauan otoritas pemerintah setempat, cepat hubungi KBRI ketika memerlukan bantuan, serta menjaga kekompakan dan solidaritas antar sesama warga Indonesia," ungkap Umar 

Diketahui, Tim II Posko Aju, terdiri dari beberapa anggota yakni Asisten Atase Pertahanan, Mayor Laut (P) Khoirul Hadi Prayitno dengan anggota Rizqi Adri Muhammad, Komang Harry Dharma Yudha, Miftahul Iman Edison, mereka telah bertugas sejak tanggal 12 Maret 2020, dan pada hari ini kembali ke Seoul dan akan menjalani masa karantina mandiri selama 14 hari. 

Sedangkan Tim I Posko Aju, terdiri dari Atase Pertahanan, Col. Pnb Imam Subekti, dengan anggota Riza Hera Wardhana, Puji Basuki, Heru Wibowo, Khoirul Anam dan Bagus Satrya Irawan telah menyelesaikan masa karantina mandiri dan mulai bertugas kembali di KBRI Seoul.

"Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada sepuluh orang petugas Posko Aju yang telah bekerja keras dengan dedikasi dan disiplin yang sangat tinggi, sehingga misi pelayanan dan perlindungan khusus untuk WNI di kota Daegu dan sekitarnya telah dapat dicapai dengan baik," ujar Umar.

Meskipun Posko Tim Aju kini telah tutup, namun pelayanan dan perlindungan WNI di Korea Selatan akan terus dilakukan secara terpusat dari KBRI Seoul dengan telepon hotline KBRI Seoul +8210 - 5394 - 2546, Hotline Posko KBRI Seoul +8210 - 5450 - 2181. 

Komentar