Selasa, 15 Juli 2025 | 01:48
COMMUNITY

FKIK UIN Alauddin Gandeng FISI Australia

FKIK UIN Alauddin Gandeng FISI Australia
Penandatanganan kerjasama

ASKARA - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Makassar resmi menjalin kerja sama strategis dengan The Foundation of Islamic Studies and Information (FISI) Australia, Jumat (13/6).

Penandatanganan nota kesepahaman ini menandai langkah konkret menuju penguatan jejaring global, dengan fokus pada integrasi ilmu kedokteran dan nilai-nilai Islam dalam riset, pendidikan, serta pengabdian masyarakat yang berskala internasional.

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terus menunjukkan komitmen kuatnya dalam memperluas jejaring internasional melalui kerja sama strategis. Pada Jumat, 13 Juni 2025, FKIK resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan The Foundation of Islamic Studies and Information (FISI) Incorp, sebuah lembaga akademik terkemuka yang berbasis di Australia.

Penandatanganan MoU yang berlangsung di Kampus 1 FKIK ini menjadi momentum penting dalam mendorong kolaborasi lintas negara, khususnya dalam memperkuat sinergi antara ilmu kedokteran dan prinsip-prinsip keislaman yang inklusif, ilmiah, dan kontekstual.

Dekan FKIK, Dr. dr. Dewi Setiawati, M.Kes., Sp.OG., menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan implementasi dari visi FKIK untuk menjadi pusat pendidikan kedokteran yang unggul secara akademik dan spiritual. “Kami ingin memadukan keilmuan kedokteran dengan nilai-nilai Islam secara holistik. FISI sebagai mitra global sangat potensial dalam mendukung tujuan ini,” ujarnya.

Kerja sama ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penelitian kolaboratif, publikasi karya ilmiah bersama, hingga pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan wawasan medis dengan pendekatan Islam yang berbasis ilmu pengetahuan. FKIK juga akan mengembangkan pendekatan pelayanan kesehatan Islam secara komprehensif dengan dukungan teknis dan akademik dari FISI.

Direktur FISI, Dr. Amin Hady, Lc., MA., yang juga anggota dari Australian National Imams Council (ANIC)—lembaga yang memiliki peran serupa dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengungkapkan bahwa kerja sama ini tidak hanya fokus pada dimensi akademik, melainkan juga aspek sosial dan kemasyarakatan. “Kami melihat peluang besar untuk menciptakan dampak sosial nyata, baik di Indonesia maupun Australia. Program pemberdayaan yang berbasis komunitas menjadi salah satu target kami,” jelas Amin Hady.

Kolaborasi ini dirancang dalam cakupan yang lebih luas, seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, kuliah tamu berskala internasional, pelatihan kolaboratif lintas institusi, serta kunjungan akademik dua arah. FKIK berkomitmen menyediakan ruang kolaboratif yang inklusif bagi para pakar dari FISI sekaligus memfasilitasi keberangkatan akademisi FKIK ke Australia sebagai bagian dari proses internasionalisasi kampus.

Kesepakatan ini akan berlangsung selama lima tahun, dan terbuka untuk diperpanjang atas dasar kesepahaman kedua belah pihak. Selain ruang kerja sama teknis dan akademik, MoU ini juga mengatur prinsip-prinsip penting seperti transparansi, kesetaraan dalam pelaksanaan program, serta pengelolaan hak kekayaan intelektual, informasi rahasia, dan pendanaan.

Dalam rangkaian acara penandatanganan tersebut, diselenggarakan pula kuliah umum bertajuk “Kesehatan Islam, Kini dan Nanti: Narasi Australia” yang disampaikan langsung oleh Imam Dr. Amin Hady. Kuliah ini dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter FKIK dan menjadi forum diskusi reflektif yang memperluas wawasan tentang kontribusi keislaman dalam pengembangan layanan kesehatan global.

Ketua Program Studi Pendidikan Dokter, dr. Nurhira Abdul Kadir, MPH, Ph.D., menyampaikan apresiasinya terhadap jalinan kerja sama ini. Menurutnya, langkah tersebut menjadi gerbang penting untuk mengangkat kualitas pendidikan kedokteran berbasis nilai-nilai keislaman ke tingkat global. “Dengan pengalaman saya sebagai lulusan University of New South Wales, saya yakin jejaring ini akan membuka akses besar terhadap pengembangan ilmu kedokteran Islam yang lebih luas dan kompetitif,” pungkasnya.

Kolaborasi antara FKIK UIN Alauddin dan FISI Australia diharapkan dapat menjadi model kerja sama lintas negara yang produktif, berkelanjutan, dan memberikan kontribusi nyata bagi dunia akademik, kemasyarakatan, dan pengembangan kesehatan Islam berbasis riset dan ilmu pengetahuan. (Dwi Taufan Hidayat)

Komentar