Rabu, 09 Juli 2025 | 23:05
NEWS

Sebanyak 203 Wafat, Komisi VIII DPR Pertanyakan Syarat Istitha'ah Kesehatan Jamaah Haji

Sebanyak 203 Wafat, Komisi VIII DPR Pertanyakan Syarat Istitha'ah Kesehatan Jamaah Haji
Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq (tengah) (dok)

ASKARA-Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKB Maman Imanulhaq prihatin banyak jemaah haji yang tidak memenuhi syarat kesehatan tetap diberangkatkan untuk menunaikan  haji.

“Saya prihatin atas fenomena jemaah yang tetap berangkat meskipun memiliki penyakit berat.  Mereka  tidak memenuhi syarat istitha'ah (kemampuan), khususnya dalam aspek kesehatan,” kata Maman dalam diskusi Forum Legislasi bertajuk 'Optimalisasi Penyelenggaraan Haji Lewat Revisi UU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah', di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/6/2025). Selain dia, pembicara diskusi pengamat  haji Ade Marfuddin.

Menurut legislator PKB ini, berdasarkan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per Selasa (10/6/2025), total jemaah Indonesia yang wafat mencapai 203 orang. "Dari 203 jemaah yang meninggal dunia, 199 adalah jemaah reguler dan 4 dari haji khusus. Salah satunya memiliki penyakit berat yang sebenarnya bisa dipertanyakan apakah memenuhi syarat istitha'ah kesehatan atau tidak,"  katanya lagi.

Terkait jemaah haji tak memenuhi syarat kesehatan tersebut, tapi tetap diberangkatkan, Maman menduga terjadi praktik suap.

"Masih banyak orang yang berprinsip — mudah-mudahan tidak banyak bahwa mereka menyuap agar bisa berangkat. Padahal penyakit mereka berat," ujarnya.

Kondisi itu terjadi juga dikarenakan cara berpikir lebih baik meninggal di Tanah Suci, karena dianggap lebih mulia.  Menurutnya, niat seperti itu keliru.

"Ada yang bilang, 'enggak apa-apalah yang penting saya bisa berangkat, kalau meninggal syukur-syukur meninggal di Mekkah.' Saya katakan, Ibu Bapak, kalau Anda tidak sehat lalu berangkat dan meninggal, itu niatnya saja sudah salah," katanya.

Maman juga mengingatkan bahwa meninggal di Makkah tidak otomatis menjadikan seseorang syahid, jika niat dan keimanannya tidak benar.

"Dia bilang, 'kalau saya meninggal di Makkah, mungkin kami syahid.' Enggak bisa! Abu Jahal, Abu Lahab pun meninggalnya di Mekkah, tapi mereka tetap kafir kok," jelasnya.

Dari persoalan ini Maman menyimpulkan kalau hal itu terjadi karena kurangnya edukasi tentang istitha'ah dan niat yang benar dalam berhaji dan belum sepenuhnya masuk ke dalam kesadaran masyarakat.

Untuk itu pihaknya  mendorong agar pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat bersama-sama memperbaiki pemahaman ini demi keselamatan dan keberkahan ibadah haji. (dry)

Komentar