Wamen Ekraf Dukung Buku Puisi Didiet Maulana sebagai Pilar Ekonomi Kreatif
Literasi Bukan Sekadar Baca

ASKARA – Buku puisi bertajuk “Pesan yang Datang Belakangan” karya Didiet Maulana resmi diluncurkan dalam gelaran Makarya Edisi 24 bertema “Dari Rasa Turun ke Kata” di Gramedia Matraman, Jakarta, pada akhir pekan silam Sabtu (17/5/2025). Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Irene Umar, yang menegaskan bahwa literasi bukan hanya urusan budaya, melainkan bagian krusial dari roda ekonomi kreatif Indonesia.
Peluncuran buku ini juga menjadi momen istimewa karena bertepatan dengan peringatan Hari Buku Nasional yang ke-23. Dalam sambutannya, Irene menyampaikan apresiasi atas kontribusi Didiet Maulana, yang dikenal luas sebagai desainer busana, namun kini memperkaya dunia sastra Indonesia melalui karya puisinya. “Karya tulis seperti ini punya daya dorong besar dalam perkembangan subsektor kreatif lainnya, seperti film, gim, dan animasi. Buku bukan sekadar bacaan, tetapi bisa menjadi awal dari ide-ide besar yang menggerakkan industri kreatif,” ujar Irene.
Menurutnya, sektor penerbitan harus mendapat dukungan lebih karena berperan sebagai fondasi ekosistem kreatif. Literasi, kata Irene, bukan hanya tentang kemampuan membaca, tapi juga menciptakan ruang untuk berpikir kritis, berimajinasi, dan berinovasi.
Didiet Maulana pun menyambut baik perhatian pemerintah terhadap dunia sastra dan penerbitan. Ia menyatakan bahwa puisinya bukan hanya ungkapan rasa, tetapi juga bentuk ajakan bagi generasi muda untuk mencintai sastra dan berani mengekspresikan ide melalui tulisan. “Melalui puisi, saya ingin mendorong anak muda untuk membuka diri terhadap dunia kata. Menulis dan membaca bisa menjadi jalan untuk mengasah kreativitas dan memperluas perspektif,” tutur Didiet.
Lebih dari sekadar peluncuran buku, acara ini menjadi titik temu antara pemerintah, pelaku industri kreatif, dan masyarakat pembaca. Irene Umar berharap kegiatan serupa dapat menjadi pemantik untuk mempercepat pertumbuhan sektor buku dan penerbitan, serta melahirkan lebih banyak talenta literasi yang berdaya saing.
Dengan dukungan kuat dari ekosistem kreatif dan semangat kolaborasi lintas bidang, buku-buku seperti “Pesan yang Datang Belakangan” menjadi bukti bahwa literasi bisa menjadi mesin pertumbuhan baru bagi Indonesia.
Komentar