Senin, 16 Juni 2025 | 08:18
NEWS

Dari Hutan ke Rumah Selingkuhan, Tamatnya Bintang Teror OPM

Dari Hutan ke Rumah Selingkuhan, Tamatnya Bintang Teror OPM
Bumiwalo tewas di rumah yang salah, bukan di medan tempur (Dok Ist)

ASKARA – Layaknya adegan terakhir dalam sinetron kolosal bersambung, kisah Bumi Walo Enumbi, pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM), resmi tamat. Namun bukan di medan pertempuran terbuka atau hutan lebat seperti biasanya, melainkan di rumah cinta. Ya, rumah milik kerabat wanita bernama Erinde Telenggen, yang oleh warga sekitar sudah lama dicurigai sebagai “markas hati” sang tokoh gerilya.

Dini hari Sabtu, 10 Mei 2025, saat kebanyakan orang Kalome masih memeluk bantal dan mimpi damai, aparat gabungan TNI-Polri justru memeluk senjata dan meluncur sunyi ke lokasi yang diduga jadi tempat peristirahatan terakhir Bumi Walo, baik secara harfiah maupun emosional.

“Kami sudah intip dua hari. Bukan karena cemburu, tapi karena dia buronan,” ujar salah satu perwira TNI yang ikut operasi, sambil menegaskan bahwa Bumi Walo sempat “menjawab” dengan peluru sebelum akhirnya diam seketika. Tindakan tegas pun diambil. Bukan karena dendam asmara, tapi demi keamanan negara.

Bumi Walo, yang dalam daftar panjangnya dikenal bukan hanya karena nama uniknya, tapi juga karena “hobi” merampas nyawa dan logistik warga, telah membuat warga Puncak Jaya hidup dalam nuansa film horor. Dua nama korban masih membekas - Zainul, yang hanya ingin mengantar logistik, dan Jamal, yang cuma ingin ke Kota Mulia, tapi malah dipulangkan ke akhirat.

Berita kematiannya langsung menyebar seperti kupon sembako menjelang pemilu. Tokoh adat Yonas Tabuni pun angkat suara. “Akhirnya! Kami bisa hidup tanpa takut. Bumi Walo bukan hanya teror, dia adalah Wi-Fi berjalan untuk sinyal kekacauan,” katanya, dengan nada penuh kelegaan.

Dan begitulah, tirai pun ditutup untuk Bumi Walo. Tak ada standing ovation, hanya barisan warga yang tersenyum lega. Ia bukan mati sebagai pahlawan, melainkan sebagai legenda kelam yang tersandung cinta dan peluru.

Negara, lewat TNI-Polri, kembali menunjukkan, bahkan cinta tak bisa menyelamatkan dari kejaran hukum. Dan kalaupun sempat ingin menyusun rencana pelarian berikutnya, Bumi Walo kini hanya bisa merancangnya dalam diam. Diam yang abadi di alam baka.

 

Komentar