Selasa, 13 Mei 2025 | 17:16
COMMUNITY

PP Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada 6 Juni 2025, Libur Panjang Empat Hari Menanti

PP Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada 6 Juni 2025, Libur Panjang Empat Hari Menanti
Ilustrasi

ASKARA - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah secara resmi telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Kepastian ini disampaikan melalui Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2025, yang menjadi pedoman penting bagi jutaan warga Muhammadiyah di seluruh penjuru negeri.

Maklumat tersebut tak datang begitu saja. Di balik angka dan tanggal yang tercetak rapi, ada proses ilmiah panjang yang digenggam teguh oleh Muhammadiyah melalui metode hisab—cara menghitung peredaran bulan yang sudah menjadi tradisi keilmuan dalam organisasi ini. Bagi warga Muhammadiyah, kejelasan tanggal ini tak hanya memberikan kepastian, tetapi juga ketenangan: untuk menyiapkan hati, logistik kurban, hingga agenda kebersamaan keluarga yang sakral.

Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Maka, Idul Adha—yang jatuh pada 10 Zulhijah—dipastikan akan berlangsung pada Jumat, 6 Juni 2025. Sebuah hari yang menjanjikan bukan hanya keberkahan, tetapi juga momen refleksi kolektif bagi umat Islam: tentang pengorbanan, ketulusan, dan ketaatan seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.

Warga kini bersiap menyambut libur panjang. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2025, tanggal merah untuk Idul Adha jatuh pada Jumat, 6 Juni, dan dilanjutkan dengan cuti bersama pada Senin, 9 Juni. Dengan demikian, masyarakat akan menikmati total empat hari libur berturut-turut—mulai dari Jumat hingga Senin, ditambah libur akhir pekan di tengahnya.

Sebelumnya, pada 1 Juni, bangsa ini juga akan memperingati Hari Lahir Pancasila, yang berarti akan ada jeda libur nasional lainnya beberapa hari sebelum Idul Adha. Bagi banyak keluarga, ini adalah kesempatan emas untuk merajut waktu bersama yang selama ini sering terkikis oleh rutinitas.

Idul Adha bukan sekadar hari besar keagamaan. Ia adalah pengingat tentang kemanusiaan kita—tentang bagaimana kita rela melepaskan sesuatu yang kita cintai demi yang lebih luhur. Dan tahun ini, dengan libur panjang yang menghampar, ada lebih banyak waktu untuk tak sekadar beribadah, tapi juga menjalin kasih dalam bentuk nyata: menjenguk orang tua, menyapa tetangga, hingga menyalurkan daging kurban kepada mereka yang selama ini hidup dalam kekurangan.

Namun, patut dicatat, hingga kini Pemerintah RI belum menetapkan secara resmi tanggal Idul Adha 2025. Kementerian Agama dijadwalkan akan menggelar sidang isbat pada Selasa, 27 Mei 2025 untuk menentukan awal Zulhijah berdasarkan metode rukyatul hilal (pengamatan bulan). Jika hasilnya selaras dengan kalender hisab Muhammadiyah, maka umat Islam di Indonesia berpotensi merayakan Idul Adha secara serentak—sebuah momen kebersamaan yang sangat dirindukan.

Kebersamaan dalam waktu, meski berbeda cara pandang dalam menentukannya, tetap menjadi kekuatan yang menyatukan umat. Karena pada akhirnya, Idul Adha adalah tentang meruntuhkan ego, menyatukan niat, dan menguatkan tekad untuk berbagi dan saling memahami.

Penutup:
Ketika pagi 6 Juni tiba, jalanan akan menggeliat oleh langkah-langkah menuju lapangan terbuka, masjid, atau musala. Suara takbir akan memecah fajar, dan sebilah niat akan menuntun tangan-tangan untuk menyembelih bukan hanya hewan, tetapi juga keserakahan dan ego dalam diri. Idul Adha 1446 Hijriah adalah momentum spiritual dan sosial. Dan tahun ini, kita diberi waktu yang lebih panjang untuk memaknainya—dalam diam, dalam doa, dalam daging kurban yang sampai ke pintu-pintu rumah yang selama ini jarang kita ketuk. (Dwi Taufan Hidayat)

Komentar