Senin, 21 April 2025 | 11:07
OPINI

Komunikasi Lintas Budaya: Tantangan dan Peluang dalam Masyarakat

Komunikasi Lintas Budaya: Tantangan dan Peluang dalam Masyarakat
Komunikasi lintas budaya (Dok Freepik)

Novi Kristiawati | J0401231022

Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi, IPB University

Pendahuluan

ASKARA - Setiap budaya memiliki cara yang berbeda dalam berkomunikasi, baik secara verbal maupun non-verbal, serta nilai, norma, dan harapan yang khas. Pemahaman terhadap perbedaan ini sangat penting karena komunikasi lintas budaya dapat mengurangi kesalahpahaman yang berpotensi menimbulkan konflik.

Di era globalisasi, komunikasi lintas budaya menjadi semakin penting karena individu dari berbagai latar belakang budaya kini lebih mudah terhubung melalui teknologi, perdagangan internasional, dan migrasi. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif lintas budaya adalah keterampilan esensial dalam dunia kerja, pendidikan, maupun kehidupan sehari-hari.

Dengan pembahasan ini, diharapkan kita dapat memahami tantangan dan peluang komunikasi lintas budaya dalam masyarakat yang saling terhubung, serta menghindari perpecahan atau permasalahan yang mungkin terjadi.

Tinjauan Pustaka

Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara individu dari budaya yang berbeda. Samovar, Porter, dan McDaniel (2010) dalam Diana & Lukman (2018) menyatakan bahwa komunikasi antarbudaya melibatkan interaksi antar manusia yang berbeda dalam persepsi budaya dan sistem simbol, yang dapat mengubah dinamika komunikasi.

Budaya memiliki peran penting dalam membentuk cara individu berkomunikasi. Ketika seseorang menyesuaikan diri dalam interaksi lintas budaya, hal ini menunjukkan bahwa budaya merupakan sesuatu yang dipelajari, mirip dengan tujuan media dalam komunikasi massa.

Pembahasan

1. Tantangan dalam Komunikasi Lintas Budaya

Tantangan muncul akibat perbedaan interpretasi bahasa dan konteks budaya. Misalnya, budaya berkonteks tinggi dan rendah memiliki perbedaan dalam penggunaan bahasa ambigu dan referensi.

Menurut Meng & Wang (2024), kesalahpahaman bisa terjadi karena nilai dan norma yang berbeda, serta hambatan bahasa seperti perbedaan aksen, dialek, atau istilah. Stereotip dan prasangka juga memperkuat pandangan negatif dan menghambat komunikasi efektif.

2. Peluang dalam Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi lintas budaya membuka peluang kolaborasi global di bidang bisnis, pendidikan, teknologi, dan riset. Melalui interaksi antarbudaya, terjadi pertukaran perspektif dan pemahaman lintas isu sosial, ekonomi, dan politik.

Teknologi seperti media sosial, aplikasi terjemahan, dan video konferensi juga mempermudah komunikasi lintas budaya, membantu mengatasi hambatan geografis dan linguistik.

3. Strategi Menghadapi Tantangan

Untuk menjembatani perbedaan budaya, organisasi perlu menerapkan strategi komunikasi efektif:

Membangun jalur komunikasi yang jelas

Mendorong inklusivitas

Melaksanakan pelatihan multikultural

Strategi ini membantu mengurangi konflik, meningkatkan pemahaman, serta memperkuat kerja sama dan kohesi tim.

4. Studi Kasus: PT. Tokyu Land Indonesia

PT. Tokyu Land Indonesia, anak perusahaan Jepang, menunjukkan praktik komunikasi lintas budaya dalam dunia bisnis. Karyawan berasal dari latar belakang budaya beragam seperti Batak, Jawa, Sunda, hingga Tokyo dan Osaka.

Komunikasi berjalan baik secara umum, meskipun terjadi kesalahpahaman akibat perbedaan budaya dan bahasa. Misalnya, karyawan Jepang yang sangat menghargai waktu terkadang harus beradaptasi dengan kebiasaan karyawan Indonesia.

Perusahaan juga menunjukkan toleransi beragama: menyediakan ruang ibadah bagi karyawan Muslim, serta saling menghormati pilihan konsumsi makanan. Hambatan komunikasi diatasi dengan klarifikasi dan saling pengertian.

Stereotip tetap ada, seperti anggapan bahwa orang Jepang kaku dan orang Indonesia tidak disiplin. Namun, kedua pihak berusaha menjalin kerja sama dan membangun komunikasi yang saling menghormati.

Kesimpulan

Komunikasi lintas budaya melibatkan interaksi antar individu dari latar belakang berbeda. Di era globalisasi, keterampilan ini menjadi sangat penting untuk menjembatani perbedaan dan menghindari kesalahpahaman.

Tantangan utama meliputi perbedaan nilai, norma, bahasa, dan stereotip. Namun, peluang kolaborasi dan pertukaran pengetahuan lintas budaya juga sangat besar, terutama dengan bantuan teknologi.

Studi kasus di PT. Tokyu Land Indonesia menunjukkan bahwa meskipun hambatan komunikasi bisa terjadi, komunikasi yang terbuka, kesadaran budaya, dan rasa saling menghormati dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif.

 

 

Komentar