Silaturahim Kebangsaan Dulur Cirebonan Berbagi Pengalaman dan Membangun Kerjasama

ASKARA – Acara Silaturahim Kebangsaan Dulur Cirebonan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) dihadiri para tokoh nasional di Rumah Dinas Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ahad, 11 Agustus 2024. Tausiyah disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2021, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj.
Para tokoh tersebut antara lain: Ketua Umum Dulur Cirebonan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, Rektor Universitas Nageri Jakarta (UNJ), Prof. Dr. Komarudin, M.Si (Sohibul bait), Dr. Ir. Kardaya Warnika (Anggota DPR RI), Dr. Herman Khaeron (Anggota DPR RI), Laksamana TNI AL (Purn) Ade Supandi (Mantan KASAL), Laksamana Madya TNI AL (Purn) Aan Kurnia (Mantan Kepala BAKAMLA), Prof. Dr. Uun Unifah (Ketum.PGRI), Prof. Dr. Ahmad Sudiro (Rektor UNTAR/Universitas Tarumanegara), Sukanto (Ketua Yayasan BPK Penabur se Indonesia), Prof. KH Anwar Sanusi (Ketua PERTI), dr Asad (Direktur RS Permata Cirebon), dan tokoh nasional lainnya.
Dalam tausiyahnya, Kiai Said Aqil Siraj bersyukur Dulur Cirebon masih kompak, masih solid, suka berkumpul yang Insya Allah menjadi komunikasi budaya dan peradaban, membangun kerjasama, dan selanjutnya komunikasi spiritual. “Bukan hanya silaturahim tatap muka, tetapi juga membangun kerjasama dan menyamakan pola pikir, definisi, dan komunikasi spiritual,” ujarnya.
Untuk itu, Kiai Said mengajak untuk mempertahankan Dulur Cirebon sebagai contoh bagaimana persaudaraan kita sebagai ikon budaya dari kelompok lain bahwa orang Cirebon solid dan siap mempertahankan kesatuan dan persatuan Republik Indonesia.
“Di Indonesia bangun pesantren mudah tanpa izin, sedangkan di Saudi membangun pesantren tidak akan bisa meskipun kita punya uang. Begitu pula di Indonesia kumpul 10 ribu orang untuk bershalawatan aman saja, di Timur Tengah pasti dicurigai,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Prof. Rokhmin Dahuri menerangkan bahwa silaturahim Dulu Cirebonan ini dipastikan banyak manfaatnya dalam berbagi pengalaman, berbagi kelebihan dst. “Ide pengajian ini muncul dari seorang ibu waktu kita berhalal bi halal akhir April di gedung DPR. Ibu tersebut mengatakan banyak tokoh tapi pertemuan setahun dua kali, kenapa kita tidak mengadakan tiga bulan sekali, silaturahim dan bertukar informasi, mana yang butuh pertolongan,” ujar anggota DPR periode 2024-2029 itu.
Lalu, Prof. Rokhmin Dahuri mengungkapkan hasil penelitian dari Kompas bahwa peristiwa pinjol (pinjaman online) dan judol (judi online) itu salah satu penyebabkan karena 90% orang tua dan anak-anak muda terlibat pinjol dan judol karena keterpepetan ekonomi. “Berarti fungsi berbagi kurang, fungsi tolong menolong kurang. Padahal ada saudara-saudara kita yang hartanya triliunan. Sementara di pinjol bunganya mahal, tidak ada usaha yang menguntung semahalnya bunga pinjol,” paparnya.
Menurutnya, dalam 10 tahun terakhir ini fungsi pemerataan kesejahteraan dari pemerintah hampir tidak ada. Untuk itu ia berharap pemerintah baru fungsi pemerataan kesejahteraan bisa dilaksanakan. Lalu, Prof. Rokhmin Dahuri membeberkan.
Selanjutnya, Prof. Rokhmin Dahuri mengupas sekilas sejarah didirikannya Dulur Cirebonan. Didirikan sejak awal tahun 70an oleh senior-senior Cirebon yang tujuan utamanya untuk saling menolong, saling membesarkan, menjalin silaturahim antar orang-orang dari Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan yang tinggal di di Jadebotabek.
“Tujuan utama didirikannya Dulur Cirebonan adalah sebagai paguyuban yang saling membantu, saling membahagiakan dan memperkuat antarwarga Cirebon,” papar Menteri Kelautan dan Perikanan 2001-2004 itu.
Kemudian, lanjutnya, bagaimana masyarakat Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka berkontribusi untuk kemajuan bangsa Indonesia, kemakmuran, dan kedaulatan rakyat. “Kalau ada orang yang butuh bantuan dan masalah lain yang bisa kita bantu akan kita lakukan. Daripada pinjam ke bank, lebih baik kita pinjamkan. Tentunya orang yang kami tolong tahu diri jangan memanfaatkan kebaikan orang,” ujarnya
Menurutnya, bukan hanya bantuan berupa uang bagi yang membutuhkan. “Kita pun sebagai pejabat, decision maker, bisa mempermudah supaya anak-anak Cirebon yang memang punya potensi bisa menduduki jabatan-jabatan strategis. Yang penting persyaratan duniawinya, yakni kompetensi dan profesionalismenya terpenuhi,” tegasnya.
“Yang terakhir, Dulur Cirebonan juga kita untuk gunakan sebagai media untuk saling mengingatkan, saling mengayomi, untuk memastikan bahwa kita semua Dulur Cirebonan di akhirat masuk surga, bukan masuk neraka,” ujar ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu.
Selanjutnya, Prof. Rokhmin Dahuri mengungkapkan, selama 12 bulan di Cirebon dan Indramayu ketika berkampanye untuk menjadi anggota DPR, ternyata 45 persen rumah yang ada di Cirebon dihuni lebih dari 2 kepala keluarga. “Setelah saya tanya kenapa? Karena sudah 5 tahun anak pertama menikah tidak punya pekerjaan akhirnya ikut orang tuanya. Lalu anak kedua punya pekerjaan UMR Cirebon murah sekali hanya 2,4 juta per bulan. Akhirnya dia dan istrinya ikut lagi ke rumah orangtuanya,” terangnya.
“Untuk itu saya mengimbau bagi yang punya otoritas atau punya pawer baik di legislatif, eksekutif, yudikatif atau sebagai pengusaha besar, jangan hanya membangun masjid tapi membangun ekonomi. Bahkan menantu saya orang Maroko dan Perancis mengatakan bahwa Indonesia sudah terlalu banyak masjid, yang kurang itu adalah kegiatan ekonomi,” sambungnya. Kemudian, Prof. Rokhmin Dahuri mengumumkan untuk acara silaturahim Dulur Cirebon untuk 3 bulan mendatang bertempat di rumah Laksamana Madya TNI AL (Purn) Aan Kurnia.
Prof. Komarudin mengapresiasi langkah Prof Rokhmin menggelar Halal Bihalal secara berkelanjutan (sustainablity) menjadi tukar gagasan sesama tokoh Ciayumajakuning. Ia juga mengucapkan rasa syukur atas limpahan rahmat dan karunia dari Allah SWT sehingga kita bisa hadir dalam rangka silaturahim Dulur Cirebonan. “Jadi kita adalah satu keluarga semuannya. Alhamdulillah, banyak yang tidak mengisi lis tapi langsung datang. Yang hadir lebih 150 undangan,” kata Putra Daerah Asli Jati Barang Indramayu ini.
Sebagai tuan rumah, kata Prof. Komarudin berharap semoga silaturahim Dulur Cirebonan membawa manfaat dan membawa berkah bagi kita semua. “Terutama bagi teman-teman, sahabat-sahabat yang sedang berjuang dalam berbagai hal kartena saya yakin silaturahim ini akan memberikan manfaat, terutama dengan adanya tausiyah dari KH. Said Aqil Siraj akan memberikan semangat untuk terus maju membangun Indonesia terutama membangun wilayah masing-masing,” tuturnya.
Maka dari itu, menurutnya, pertemuan tokoh-tokoh merupakan kesempatan baik untuk berdialog, membangun kolaborasi, dan koordinasi dalam upaya membangun daerah yang lebih maju, inklusif, dan berkelanjutan.
“Kami di Indramayu Institut sudah bergabung lama, untuk bisa membesarkan dan membangun Indramayu yang masih minim. Karena itu kita harus bekerja sama dengan pemerintah setempat. Kalau tidak ada kepercayaan sudah untuk membangun Indramayu. Kita berharap juga pimpinan yang mendatang akan memberikan kesempatan untuk bisa saling membesarkan,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini sangat baik dalam membangun silarurahmi. Saling mendorong, saling menguatkan keluarga wilayah Ciayumajakuning yang ada di Jakarta dan sekitarnya. “Harapan kita saling menguatkan, saling membesarkan untuk kita semua, dan saya mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Dulur Cirebonan dibawah pimpinan Kang Rokhmin Dahuri,” tutupnya.
Selanjutnya, Dr. Kardaya Warnika menyampaikan suatu paguyuban akan berkelanjutan apabila kita yang menjadi anggotanya merasakan ada manfaatnya untuk berkumpul. “Boleh saja berharap tapi juga siap juga dengan kekecewaan. Kalau kenyataannya tidak sesuai dengan harapan, tidak usah kecewa karena itu sudah biasa. Tapi yang tidak biasa itu kalau kenyataan sesuai dengan harapan,” katanya.
Laksamana Madya TNI AL (Purn) Aan Kurnia mengaku merasa terhormat bisa hadir di lingkungan keluarga besar Cirebon. “Karena selama ini saya kalau kumpul orang Cirebon pada saat lebaran saja di Kuningan pada saat kakek saya masih ada. Jadi, saya rindu acara semacam ini. Ini merupakan kehormatan bagi saya bisa mengenang lagi kebersamaan,” kata Aan Kurnia.
Laksamana TNI AL (Purn) Ade Supandi berbagi pengalaman ketika menjadi komandan KRI Malahayati diperintah oleh Menteri Kelautan dan Perikanan yang saat itu dijabat Rokhmin Dahuri untuk segera memberangus rumpon di Laut Aru. “Saat itu saya belum memahami rumpon itu seperti apa, Setelah di lapangan setiap rumpon beratnya 5 ton, padahal kapal saya combatan bukan untuk mengangkat rumpon. Akhirnya selama 3 bulan bisa mengangkat 50 rumpon,” tuturnya.
Lalu, Ade Supandi mengatakan bagaimana mengembangkan Cirebon, agar bisa kembali ke zaman kejayaan. “Bukan hanya tempat lewat saja. Sekarang ini hanya menjadi tempat mengisi bensin, sehingga tidak berkembang. Artinya, Cirebon harus punya pelabuhan besar. Caranya reklamasi untuk dibuat pelabuhan internasional lagi,” katanya.
Menurutnya peluang itu besar karena dibuat garis lurus dari Singapura – China jatuhnya ke Cirebon, baru belok kiri kanan. “Sehingga harapan kita itu juga bisa menjadi pemanfaatan sebagai warga Cirebon,” jelasnya.
Selanjutnya, Prof. Dr. Uun Unifah berharap kepada yang hadir dalam acara ini harus memikirkan dan memberdayakan para guru Ciayumajakuning. Dia mengaku baru pulang dari Argentina dan Brazil untuk memilih salah satu pemimpin guru di dunia. “Tugasnya semakin luas, tapi dengan orang-orang hebat disini saya mohon harus memikirkan, memberdayakan dan mengoptimalkan para guru di Ciayumajakuning,” pesannya.
Komentar