Selasa, 21 Mei 2024 | 23:07
COMMUNITY

Ronaldo Edmund, Pendiri TRAMP Menelurkan Kader Pemanjat Tebing Terbaik

Ronaldo Edmund, Pendiri TRAMP Menelurkan Kader Pemanjat Tebing Terbaik
Atlit panjat dinding TRAMP saat berlatih di Gunung Parang, Jawa Barat (Dok TRAMP)

ASKARA - Ronaldo Edmund, pendiri TRAMP, menegaskan, menjadi seorang pemanjat tebing bukanlah hal yang bisa didapatkan secara instan. Dalam tulisan yang dibagikan di laman media sosialnya, ia menggarisbawahi pentingnya proses latihan terstruktur dan terukur yang memakan waktu hingga 12 bulan.

"Dalam desain pendidikan dan latihan yang saya buat, saya ingin menciptakan stimulan yang mendorong militansi, disiplin, dan etika yang bermartabat," kata Edmund.

Meski dilatih dengan ketat oleh pelatih berpengalaman, tambahnya, terkadang beberapa kader justru terjebak dalam kesombongan dan euforia diri yang tak berdasar.

"Siswa TRAMP selalu saya awasi ketat, dan akhirnya terjadi seleksi alamiah di mana hanya sedikit yang mampu bertahan," ungkap Edmund.

Diungkapnya, dari satu peleton siswa yang menonjol, hanya enam siswa yang berhasil melewati seleksi ketat tersebut.

Untuk memperkuat kemampuan keenam siswa tersebut, Edmund yang akrab disapa Kak Olie, membuat agenda latihan lanjutan dengan fokus pada kerja tim, disiplin, dan teknik panjat tebing. Meski awalnya ada yang merasa bosan, namun dengan tekad yang kuat, keenam siswa itu terus mengikuti latihan selama enam bulan di lapangan dan dinding panjat Rindam.

Selanjutnya, Edmund memperkenalkan penggunaan dan pengetahuan tentang akses tali untuk panjat tebing. Dengan bimbingan dari pelatih senior TRAMP, mereka belajar dari tidak bisa sama sekali hingga menjadi mahir, di lokasi seperti Jembatan Panus Depok dan Tebing Kapur Klapa Nunggal.

Meskipun konsep ini awalnya dirahasiakan, namun berhasil membentuk atlet panjat tebing yang handal. Saat acara Hari H, Edmund menghadirkan nara sumber yang memiliki sejarah panjat dinding pertama di Gunung Parang, Vicky Gosal, yang memberikan semangat kepada para pemanjat muda untuk menjadi kader penerus dari TRAMP.

Dengan urutan latihan dari Barak Rindam hingga Tebing Parang, stimulasi ini terbukti berhasil selama delapan bulan. Edmund, yang terlibat dalam desain pendidikan dan latihan ini selama setengah abad, menegaskan, prinsip utamanya adalah, "Organisasi tanpa kaderisasi adalah nonsen."

 

 

Komentar