Perjalanan Sang Petualang dari TRAMP hingga Elpala

ASKARA - Sejak tahun 1984, petualangan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan saya. Setiap momen, setiap langkah, dan setiap tantangan memberi warna yang berbeda pada perjalanan hidup ini. Namun, tahun 1985 menjadi titik balik yang signifikan ketika saya memutuskan untuk mengambil langkah besar dengan mengikuti pendidikan Top Ranger And Mountain Pathfinder (TRAMP) selama 3 minggu. Kehadiran saya di barak Rinifdam Jaya dan di berbagai lokasi selama pendidikan, tidak hanya bertujuan untuk mencari pengalaman, tetapi juga untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam tentang alam dan petualangan.
Setelah menyelesaikan pendidikan tersebut, kami dilantik oleh Pangdam Jaya, Mayor Jenderal TNI Try Sutrisno dalam upacara militer di Makodam Jaya. Penghargaan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi saya pribadi, tetapi juga menjadi motivasi untuk terus berkontribusi dalam dunia petualangan dan pendakian gunung. Dengan berbekal sertifikat dari Panglima Kodam Jaya, saya merasa memiliki tanggung jawab untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki dengan orang lain.
Pada tahun 1986, dengan dukungan para senior di TRAMP, saya beserta 4 siswa lainnya, Tommy PK, Fu Nie Pranoto, Eka Bama Putra, dan Bambang Anto Gunawan, mengambil langkah besar dengan mendirikan klub pencinta alam di SMA 68 Jakarta. Menjadi ketua pertama klub tersebut adalah tantangan yang berat, tetapi juga sangat membanggakan. Bersama dengan tim, kami berhasil melakukan kaderisasi dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk menjelajahi alam dan mengeksplorasi keindahan gunung. Elpala SMA 68 tidak hanya menjadi tempat berkumpul bagi siswa pecinta alam, tetapi juga menjadi wadah untuk mengembangkan diri dan menumbuhkan semangat petualangan di kalangan pelajar.
Aktivitas mendaki gunung telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup saya. Bersama teman-teman seperjuangan, kami sering melakukan ekspedisi ke berbagai gunung, menggapai puncak-puncak tertinggi, dan menghadapi berbagai tantangan alam. Salah satu pengalaman paling berkesan adalah ketika saya membawa pendaki tuna daksa, Sabar Gorky, menggapai empat puncak gunung tertinggi dunia, Elbrus di Rusia, Kilimanjaro di Afrika, Carstensz di Papua, dan Acouncagua di Argentina bersama anggota TRAMP. Perjalanan ini tidak hanya membutuhkan keberanian dan ketangguhan fisik, tetapi juga kepedulian dan kebersamaan yang mendalam.
Saya juga menyertakan tim pelajar SMA 68 dalam pendakian ke Kilimanjaro, Elbrus serta Carstensz. Juga anggota Korps Marinir dalam pendakian di Carstensz dan Acouncagua. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang berharga kepada generasi muda tentang pentingnya menjaga alam dan menghargai keindahan alam. Bagi saya, gunung bukan hanya sekadar medan petualangan, tetapi juga merupakan sekolah yang mengajarkan banyak hal tentang kehidupan dan pembinaan karakter manusia.
Seluruh pengalaman ini, mulai dari mengikuti pendidikan dasar TRAMP hingga mendirikan klub pencinta alam dan berpetualang, telah membentuk karakter dan kepribadian saya. Setiap langkah yang kami ambil, setiap puncak yang kami gapai, menjadi bagian dari perjalanan panjang kami dalam meraih mimpi dan mengejar keberanian serta keberanian.
TABAH SAMPAI AKHIR
Selamat Hari Pendidikan Nasional
2 Mei 2024
Dar Edi Yoga (Pendiri Elpala-anggota TRAMP)
Komentar