Sabtu, 27 April 2024 | 22:52
NEWS

Xendit Ungkap Tantangan dan Peluang dalam Lanskap Fintech Indonesia Tahun 2024

Xendit Ungkap Tantangan dan Peluang dalam Lanskap Fintech Indonesia Tahun 2024
Kiri ke Kanan: Mikiko Steven, Miranda S. Goeltom, Andreas Maryoto, dan Rifai Taberi (Dok Xendit)

ASKARA - Menurut prediksi Bank Dunia, Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif hingga 5% pada tahun ini. Salah satu faktor pendorongnya adalah kemajuan industri fintech yang kian melesat. Kemajuan sektor fintech turut didukung oleh peningkatan akses internet, penetrasi smartphone yang semakin merata, dan masyarakat Indonesia yang terbuka mengadopsi teknologi baru. 

Faktanya, Indonesia menjadi salah satu negara terunggul di Asia Tenggara dalam hal perkembangan industri fintech. Indonesia menyumbang 20% dari seluruh pemain korporasi fintech di Asia Tenggara, terutama karena sebagian perusahaan fintech asal Indonesia telah mencapai status unicorn (valuasi lebih dari $1 juta). Selain itu, berdasarkan Startup Report 2023 yang dilansir oleh Dailysocial, para investor paling banyak menyalurkan investasi mereka untuk startup di bidang fintech, dengan 14 pendanaan tercatat pada tahun lalu dan total investasi senilai $583.000.000. 

Menurut Andreas Maryoto, Anggota Komite Indonesia Fintech Society, "Berdasarkan laporan survei Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) & Katadata Insight Center (KIC) bertajuk Annual Member Survey 2022/2023, terdapat 366 perusahaan fintech di Indonesia hingga akhir tahun 2022 lalu. Fintech memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dibutuhkan layanan finansial yang handal dan mudah diakses. Fintech mampu memenuhi kedua hal tersebut, baik melalui sistem pembayaran yang canggih, platform investasi yang inovatif, penilaian kredit yang terpercaya, dan banyak lagi. Melalui pendekatan inklusifnya, fintech memungkinkan semua pihak, tanpa terkecuali, untuk berpartisipasi dalam ekosistem ekonomi, membuka peluang baru bagi pertumbuhan yang berkelanjutan."

“Dapat dilihat bahwa sistem pembayaran adalah fundamental di industri fintech. Penggunaan pembayaran dengan menggunakan QRIS dari bank Indonesia di beberapa negara tetangga adalah salah satu contoh keunggulan sistem pembayaran di Indonesia. Kendati demikian, industri fintech Indonesia harus tetap berinovasi, misalnya implementasi AI, agar mengakselerasi pertumbuhan ekonomi negara,” tambah Andreas.

Sementara itu, dalam rangka membantu perekonomian Indonesia mencapai potensi optimalnya,  payment gateway terkemuka Indonesia, Xendit, terus bekerjasama dengan regulator dan pihak-pihak terkait untuk memudahkan proses pembayaran digital bagi masyarakat.

Seiring dengan semakin banyaknya pelanggan yang mengandalkan pembayaran digital setiap hari, Xendit pun merangkum beberapa tren dalam industri fintech Indonesia berdasarkan perilaku konsumen sepanjang tahun 2023. Misalnya, rekening virtual kini menjadi salah satu metode pembayaran digital yang paling populer, bahkan mencakup lebih dari setengah total transaksi digital. Sektor jasa masih menjadi sektor utama yang menggunakan pembayaran digital, dengan volume transaksi yang tumbuh 3x lebih cepat dari rata-rata. Penggunaan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, meningkat empat kali lipat year-on-year. Sementara itu, transaksi menggunakan kode QR mencatatkan pertumbuhan 6%, mencapai lebih dari 20 juta transaksi, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut. 

Xendit juga mengumumkan pengangkatan Mikiko Steven sebagai Managing Director of Xendit Indonesia. “Penunjukan ini selaras dengan ekspansi bisnis Xendit di Asia Tenggara, khususnya Indonesia sebagai rumah pertama Xendit yang telah mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Kami harap pengalaman dan keahlian Mikiko akan memperkuat kehadiran Xendit di Indonesia, menciptakan operasional bisnis yang lebih baik dan efisien, baik bagi perusahaan maupun pelanggan,  dan akan membawa Xendit menjadi perusahaan penyedia infrastruktur pembayaran digital terdepan di Indonesia.” Miranda Goeltom, Komisaris Xendit.

“Saya merasa terhormat dengan kepercayaan yang telah diberikan kepada saya, dan tentunya hal ini tidak lepas dari dukungan seluruh team di Indonesia yang telah sukses menjadikan Xendit sebagai salah satu pemain fintech terbesar dalam beberapa tahun ini. Saya sangat optimis melihat potensi pasar di Indonesia untuk Xendit kedepannya, yang secara positif terus mendukung pertumbuhan industri digital khususnya fintech,” ungkap Mikiko.

Selain itu, awal tahun ini, Xendit telah memperluas layanan payment gateway hingga ke Thailand. Ekspansi ini menambah daftar jangkauan operasi Xendit di Asia Tenggara, yang telah mencakup Indonesia, Filipina, dan Malaysia. 

Mikiko menambahkan, “Xendit akan menggabungkan keahlian hiperlokal kami di pasar Thailand dan best practices dari konteks internasional untuk memberikan solusi pembayaran digital yang komprehensif. Inisiatif ini bertujuan untuk mendukung potensi pertumbuhan ekonomi digital dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat Thailand." 

 

Komentar