Minggu, 19 Mei 2024 | 12:20
OPINI

Gus Raharjo: Mosok Ganjar Sering nginep Rumah Warga?

Gus Raharjo: Mosok Ganjar Sering nginep Rumah Warga?
Capres Ganjar Pranowo saat menginap di rumah warga (ist)

Oleh: Gus Raharjo, Pegiat media sosial (medsos)

ASKARA - Tuanku Rakyat kata ganjar dalam setiap Kesempatan bicara di Depan publik, tagline itu Berat lho Pak - Jangan main-main dengan Kata Rakyat jika tidak bisa menggelinding Bersama Rakayat .

Ketika seorang kawan memberitahu soal kebiasaan Ganjar menginap di rumah warga, aku adalah salah satu orang yang nggak mudah percaya begitu saja. Mana mungkin seorang pejabat publik yang biasa hidup nyaman dengan beragam fasilitas, mau-maunya tidur di rumah warga biasa.

Kalau pun itu beneran terjadi, paling-paling cuma pencitraan biar dikira dekat dengan rakyat. Itu pun mungkin paling cuma sekali, tapi beritanya saja yang dibikin bombastis, diekspos banyak media. Begitulah kira-kira pikiranku waktu itu.

Namun anehnya, setelah aku menggali sendiri tentang kebenaran informasi itu, aku justru dibuat makin geleng-geleng kepala. Bayangkan saja, ternyata Ganjar sudah terbiasa menginap di rumah-rumah warga sejak sekitar tahun 2006, saat menjadi DPR RI. Ia berberapa kali menginap di tempat warga di dapilnya sendiri. Kebiasaan itu lalu Ganjar teruskan saat menjadi gubernur Jateng dua periode.

Pada tahap inilah aku mulai meragukan pikiranku sendiri. Kalau disebut pencitraan, masa kebiasaan itu sudah Ganjar lakukan selama hampir 20 tahun? Memang benar setiap orang bisa berpura-pura, namun gestur, dan rasa nyaman tetap tidak bisa dibohongi. Apalagi sampai puluhan tahun. Setelah lama berpikir, barulah aku menyimpulkan: mungkin itulah Ganjar, seseorang yang datang dari rakyat biasa, maka selamanya ia tidak akan melupakan akarnya, akar yang membesarkan dirinya.

Baru sekarang aku melihat pemimpin yang  sedekat ini dengan masyarakat, bersedia menapaki lantai rumah warganya. Bersama rakyat, Ganjar seperti tanpa sekat. Menyatu. Gelesotan bareng, bercanda bareng, sampai pijat-pijatan bareng dengan warga.

Saat menjabat gubernur, Ganjar memang punya program Rembuk Desa. Lewat program itu ia akan menginap  di rumah warga di desa-desa di Jawa tengah. Pada kesempatan itulah Ganjar bersama warga duduk melingkar di atas tikar, lalu mempersilakan warga, siapapun itu, untuk menyampaikan aspirasnya soal apapun.

Banyak sekali masalah yang sudah diselesaikan dari proses rembuk desa. Salah satunya adalah pengentasan masalah kekeringan di Wonogiri dengan dibangunkan embung. Kelak dari kebiasaan semacam inilah Ganjar melahirkan satu prinsip yang terus menjadi pegangan di jalan politiknya: tuanku rakyat.

Dengan menginap di rumah warga, Ganjar bukan hanya melihat langsung kondisi mereka, namun juga ikut merasakan apa yang dialaminya. Ia menghirup udara yang dihirup warganya setiap hari, meminum air yang sama, dan merasakan setiap persoalan yang dialam warganya. Mulai dari hal kecil seperti tidur dengan obat nyamuk bakar untuk mengusir nyamuk, sampai persoalan besar bagaimana sulitnya membiayai sekolah anaknya.

Persoalan-persoalan itulah yang kemudian Ganjar selesaikan melalui kebijakan-kebijakan di pemerintahan. Kebijakan yang dihasilnya atas pengalaman bersentuhan langsung dengan masyarakat. Seperti misalnya menggratiskan biaya sekolah. Tentu saja ada kalanya kebijakan Ganjar menuai kritik, namun jika terjadi permasalahan di masyarakat, ia tidak pernah absen.

Aku tidak tahu pasti, ketika Ganjar menginap di rumah warga, apakah dia harus melepas semua ego di kepalanya, melupakan semua fasilitas yang melekat dalam nama besarnya, atau tidak perlu susah payah melakukan semua itu karena pada dasarnya dia memang berasal dari rakyat biasa.

Komentar