ASKARA – Cendekiawan muslim Din Syamsuddin menilai Debat Capres ke-2 pada Minggu (7/1) yang disiarkan berbagai stasiun TV secara luas menarik dikomentari untuk kemudian disimpulkan sebagai referensi bagi masyarakat.

"Dari debat itu dapat diketahui wawasan masing-masing capres tentang dinamika global, kebijakan luar negeri, dan masalah pertahanan/ketahanan nasional. Juga dari debat itu mengisyaratkan argumentasi berbasis data, baik yang terbuka maupun yang tersembunyi," kata Din kepada para wartawan, Senin (8/1).

Menurut Din, dari debat itu menunjukkan ada dua orientasi kepemimpinan: dinamis-progresif dan konservatif-konvensional, atau dalam ungkapan lain: pro perubahan dan pro status quo.

"Yang pertama akan membawa Indonesia menjadi negara besar dan pemain kunci di pentas global, yang kedua cenderung mempertahankan yang sudah ada karena Indonesia dianggapnya sudah baik-baik saja," jelas mantan Ketua Umum MUI ini.

Din pun memberi poin tinggi kepada Capres Anies Baswedan dan Capres Ganjar Pranowo sebagai sosok pemimpin dinamis-progresif, dan relevan untuk membawa Indonesia dapat tampil sebagai penentu arah perubahan peradaban dunia masa depan.

"Keduanya segar dan berpegang pada nilai yang benar. Di luar itu, dari debat tampak perbedaan watak pemimpin: Antara yang rasional dan yang emosional, atau antara yang bijak bestari dan yang grusa-grusu," pungkas Din Syamsuddin.