Rizal Ramli: Butet Kartaredjasa, Dia Bukan Budayawan, Dia Seniman Pecicilan!
ASKARA - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia,Dr. Rizal Ramli menyentil keras Budayawan Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa yang baru- baru disinyalir menyindir keras Prabowo Subianto dan Anies Baswedan saat mengisi acara puncak Bulan Bung Karno yang dihelat PDI Perjuangan di GBK, Senayan, Jakarta Pusat akhir pekan lalu.
Menurutnya, tak patut disebut sebagai budayawan setelah menyindir dua bakal calon presiden itu. Dimana dia menyebut ada Capres tukang culik orang, itu merujuk pada dugaan pelanggaran HAM di masa lalu yang menyeret Prabowo. Dia juga menyebut ada capres maling yang koar-koar dijegal saat diteropong KPK, itu diduga buat menyindir Anies Baswedan.
"Ini mah bukan Budayawan oii, cuman tukang seniman pecicilan dan partisan yang memperluas konflik horizontal," kata Rizal Ramli dalam sebuah cuitan di akun twitternya yang dilansir,Rabu (28/06)
Sebagaimana diketahui seniman senior Butet Kartaredjasa membacakan puisi bermuatan politis saat mengisi acara puncak Bulan Bung Karno yang dihelat akhir pekan lalu. Puisi berisi sindiran keras yang diduga diselamatkan buat Prabowo dan Anies Baswedan itu dibacakan sebelum Butet menyanyikan lagu 'Ganjar Siji Ganjar Kabeh'.
"Disini semangat meneruskan,disana maunya perubahan. Oh begitulah sebuah persaingan,"ucap Butet di SUGBK,pada Sabtu (24/06).
Butet lalu menyinggung soal banjir yang disebut suatu kelompok hanyalah 'air yang parkir'.
“Di sini nyebutnya banjir, di sana nyebutnya air yang markir. Ya begitulah kalau otaknya pandir," tutur dia.
Butet pun menuturkan ada sosok yang berkoar-koar dirinya ingin dijegal karena dibidik KPK. Padahal, kata Butet, sosok yang dimaksudnya itu dibidik karena 'nyolong'.
"Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lha, kok koar-koar mau dijegal," ujarnya.
Butet menyebut Capres jagoan Presiden Joko Widodo (Jokowi) identik dengan sosok yang berambut putih dan bekerja keras. Butet lalu menyindir sosok capres yang hobinya 'menculik'.
"Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik," tandas dia.
Sebelum mengakhiri puisinya, Butet menyindir soal pemimpin yang bermodal transaksi semata. Sosok itu, kata Butet, dijamin bukan tauladan kelas negarawan.
"Cucu komodo mengkeret jadi kadal,tak lezat digulai biarpun pakai santan. Kalau pemimpin modalnya cuman transaksional, dijamin bukan tauladan kelas negarawan," imbuhnya.
Adapun sindiran itu disebut-sebut mengarah kepada Bacapres Gerindra Prabowo Subianto soal dugaan pelanggaran HAM pada kerusuhan 1998 silam.
Selain itu juga Butet menyindir soal penjegalan KPK yang mengarah kepada Bacapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan.
"Ya begitulah kalau otaknya pandir. Pepes ikan dengan sambal terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh kok koar-koar mau dijegal," kata Butet.
Komentar