Rabu, 08 Mei 2024 | 20:45
COMMUNITY

Diri Manusia Boleh Jadi Tua dan Loyo, tetapi Karya Puisi Tidak Boleh Loyo

Diri Manusia Boleh Jadi Tua dan Loyo, tetapi Karya Puisi Tidak Boleh Loyo
Sutardji Calzoum Bachri dalam Anugrah Sastra 2023 di TIM Jakarta (Dok Wina A)

ASKARA - Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, menegaskan, diri manusia boleh menjadi tua dan loyo,  tetapi dalam berkarya dan karya puisi tidak boleh loyo.

Hal itu diungkapkan Sutardji dalam malam Anugrah Satsra 2023 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 24 Juni.

Bang Tardji, demikian Sutardji biasa dipanggil oleh para sobatnya, memberi contoh dirinya. Dia yang pada malam  itu tepat berulang tahun 82 tahun, diberi hadiah sebuah lukisan oleh pelukis Paul Hendro yang menggabarkan Sutardji ketika masih muda membaca puisi. 

“Itu foto saya masih muda. Masih gagah. Sekarang mungkin sudah loyo. Tapi karya tidak boleh loyo!” tegas Tardji.

Tepat pada hari itu Sutardji  ulang tahu 82 tahun, dan diberi anugrah Sastra 2023 oleh Dinas Kebudayaan, serta  Dinas Perpustakaan dan  Pengarsipan (Dispusip) DKI Jaya. Selain itu juga diadakan pemotongan tumpeng.

Sutardji dilahirkan dilahirkan di Kecamatan Rengat 24 Juni 1941. Dia memulai kariernya dengan mengirim puisi ke berbagai penerbitan seperti Sinar Harapan dan lainnya. Sampai dia dikenal dan dihormati setelah mengemukakan kredo:  kata-kata bukanlah alat mengantarkan pengertian.

Dalam acara itu, beberapa puisi karya Sutardji dibacakan oleh beberapa penyair dan group band.

 

 

Komentar