Jumat, 26 April 2024 | 02:20
LIFESTYLE

Mengenal Konten Kreator Keluarga Surya Manurung yang Viral

Mengenal Konten Kreator Keluarga Surya Manurung yang Viral
Keluarga Manurung (Dok IG keluargamanurungofficial)

ASKARA - Keluarga Manurung kini menjadi konten kreator eksis di media sosial dan banyak pengikutnya sejak konten yang diunggah viral beberapa waktu lalu.

Akun TikTok @suryamanurun9 itu dimiliki oleh Syarif Ali Surya Manurung, seorang pria asal Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Ia tidak menyangka jika videonya mendadak viral.

Keluarga Manurung menderita penyakit Treacher Collins Syndrome yang menyebabkan mereka mengalami kelainan di wajah. 

Treacher Collins Syndrome merupakan kondisi langka di mana bayi terlahir dengan kelainan bentuk wajah. Hal itulah yang membuat anggota keluarga di video Syarif tampak berbeda dari umumnya.

Beberapa bagian wajah seperti telinga, kelopak mata, tulang pipi, dan tulang rahang memiliki kelainan sehingga terlihat berbeda. Sindrom langka ini tak bisa disembuhkan, namun dapat dilakukan operasi.

Gen abnormal menjadi penyebab terjadinya Treacher Collins Syndrome, Bunda. TCS mempengaruhi sekitar satu dari setiap 50 ribu bayi yang lahir. Meski bersifat genetik, namun biasanya TCS tidak diwariskan.

Setidaknya ada sekitar 60 persen anak-anak tidak mendapatkan TCS dari orang tuanya. Sedangkan 40 persen lainnya mendapatkan sindrom langka tersebut dari orang tua. Kasus ini terjadi pada keluarga Syarif.

Keluarga ini beranggotakan tujuh orang yang terdiri dari ayah dan enam anak. Ibu mereka, yang dipanggil umi, sudah meninggal pada 2017.

Lewat sebuah video kolaborasi yang diunggah di kanal YouTube Irfan Hakim, beberapa waktu lalu, si presenter sempat bertanya apakah Keluarga Manurung merasa malu saat tampil di video-video mereka. "Kalau sebelum ada Tiktok ya kita biasa-biasa saja, walau istilahnya kalau untuk kata-kata bully-an itu dari kecil sampai sekarang pasti ada," kata Surya.

Surya mengaku dirinya memang kerap jadi korban perundungan. Beberapa bahkan mempertanyakan mengapa penampilan mereka seperti itu. Atas perkataan-perkataan itu, keluarga Manurung mengaku sudah terbiasa.

"Cuma enggak ada rasa-rasa malu gitu, tetap pede (percaya diri) aja," kata Surya Manurung.

Namun yang menyakitkan hati, yakni saat ejekan itu berubah jadi tudingan bahwa mereka adalah korban perkawinan sedarah. "Kalau paling kasar menurut awak (saya) sih perkawinan sedarah. Padahal tidak, banyak yang bilang gitu cuma ya kalau awak kan tidak sih, itu kan memang faktor dari kayak dokter tahu sendiri faktor gen yang menurun ke anak-anak," kata Surya.

Keluarga Manurung juga bercerita bahwa mayoritas komentar dari orang luar negeri sangat mendukung dan memotivasi mereka, kontras dengan warganet Indonesia.

"Memang ya seperti yang saya bilang tadi, tangan sama mulut itu lebih kejam tangannya," ucap Surya.

Sebagai manusia biasa, keluarga Manurung mengaku sakit hati ketika mendengar atau melihat langsung perkataan maupun sikap orang lain terhadap mereka. Namun, Yuni memilih jadi pribadi lebih bersemangat dan percaya diri daripada bersedih.

Keluarga ini memilih fokus membuat konten yang positif, tidak menyinggung orang lain, dan tampil apa adanya. Terlebih, dukungan ayah membuat mereka merasa lega, bahkan termotivasi.

 

Komentar