Senin, 29 April 2024 | 03:37
NEWS

Pasca Bom Bunuh Diri Astana Anyar, Perlu Regulasi Anti Radikalisme Berkedok Agama

Pasca Bom Bunuh Diri Astana Anyar, Perlu Regulasi Anti Radikalisme Berkedok Agama
Bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar (antara)

ASKARA – Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah mengutuk aksi teror bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12) pagi.

Gus Falah menegaskan, teror bom bunuh diri itu menunjukkan untuk kesekian kalinya, negara ‘kecolongan’ oleh aksi teroris-radikalis yang mengatasnamakan agama.

“Untuk mencegah terulangnya lagi kecolongan itu, Indonesia harus mempunyai regulasi yang melarang semua ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, khususnya radikalisme mengatasnamakan agama,” kata Gus Falah kepada para wartawan, Kamis (8/12).

Gus Falah menyatakan, kelompok pelaku teror bom Bandung yang menurut BNPT adalah JAD, adalah kelompok yang memperjuangkan Khilafah.

HTI, lanjut Gus Falah, yang dibubarkan pemerintah lima tahun lalu juga memperjuangkan Khilafah.

"Hal itu seharusnya membuka mata pemerintah, bahwa regulasi yang khusus melarang ideologi radikal seperti Khilafah dibutuhkan untuk mencegah terulangnya aksi teror di negeri ini," tegas politisi PDI Perjuangan ini.

“Regulasi itu bisa undang-undang, bisa Perppu yang melarang semua ideologi radikal anti Pancasila, terutama ideologi Khilafah,” terang Sekum PP Bamusi ini.

Mulai saat ini, imbau Gus Falah, pemerintah dan seluruh pihak terkait harus memikirkan secara serius untuk dibuatnya regulasi anti radikalisme.

"Hal ini guna meningkatkan kewenangan penuh negara untuk melakukan penindakan terhadap kelompok yang mengusung ideologi radikal, seperti khilafah," pungkas Gus Falah.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memastikan peristiwa ledakan bom bunuh diri tersebut dilakukan oleh kelompok teroris, dan diduga kuat kelompok itu adalah Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Jamaah Ansharut Daulah (JAD) adalah organisasi terorisme yang berkiblat pada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

JAD dibentuk oleh Aman Abdurrahman di Nusakambangan pada 2014. Tujuan pembentukan JAD adalah untuk mewujudkan Khilafah Islamiyah.

JAD juga memfasilitasi orang-orang Indonesia yang ingin pergi berperang ke Suriah dan mendukung ISIS.

Komentar