Kamis, 18 April 2024 | 12:16
NEWS

Tutup Kompetisi Sains Madrasah Nasional 2022

Sekjen Kemenag: Jadilah Cendekiawan Yang Santun Dan Menjadi Panutan

Sekjen Kemenag: Jadilah Cendekiawan Yang Santun Dan Menjadi Panutan
Sekretaris Jenderal Kemenag RI Nizar Ali

ASKARA - Sekretaris Jenderal Kemenag RI Nizar Ali berharap, jadilah cendekiawan yang santun dan dapat menjadi panutan. Bila saat ini gemar bermain sosial media, maka sebarkan konten-konten yang membuat tentram bukan yang menimbulkan perpecahan.

“Kehadiran kalian harus bisa membawa kedamaian, bukan kegalauan,” ujar Nizar Ali saat menutup perhelatan Kompetisi Sains Madrasah Nasional 2022 dan Madrasah Young Researchers Super Camp 2022, Kamis (13/10) malam..

Ketahuilah, lanjutnya, acara Kompetisi Sains Madrasah tingkat Nasional dan Madrasah Young Researcher  Super Camp (My Res) selalu jadi momen yang dinantikan dan jadi kebanggaan.

Selanjutnya. Nizar Ali menyampaikan, kali ini hadir 370 calon cendekiawan muslim yang telah adu nalar dan pikir pada KSM 2022. Ada juga 36 calon peneliti muslim yang telah mencurahkan segenap pengetahuan ke dalam hasil penelitian aplikatif pada My RES.

“Kalian yang hadir di sini, harus jadi generasi yang cepat tanggap, gesit, dan bergerak cepat sat.. set.. sat.. set. Kalian yang hadir di sini adalah harapan, bintang terang dan betul-betul generasi emas yang diharapkan Indonesia di masa depan,” tuturnya.

Dalam sambutannya, Sekjen sedikit mengulas sejarah. Di tanah betawi ini, ada dua orang Kyai besar yang dikenal dengan sebutan "Paku Jakarta".

Pertama, Guru Mansyur yang lahir pada 1878. Menjadi seorang ilmuwan di masa penjajahan Belanda bukanlah hal mudah. Tapi ini tak menyurutkan semangat mansyur muda untuk menuntut ilmu, hingga ke Makkah al Mukaramah.

Tercatat ada 19 karya yang telah dihasilkan Guru Mansyur di antaranya: Kaifiyatul amal ijtima, khusuf wal kusuf, Tajkirotun nafi'ah fisihati'amalissaun wal fitr, Jadwal faraid serta Al lu'lu ulmankhum fi khulasoh mabahist sittah ulum.

Tokoh kedua yaitu Guru Mughni. Abdul Mughni bin Sanusi bin Ayyub bin Qais, begitu nama lengkapnya. Ia  hidup di antara tahun 1860-1935. Guru Mughni disebut sebagai salah satu dari 13 ulama Betawi generasi kelima yang hidup pada era penjajahan Belanda.

“Sama seperti Guru Mansyur, Guru Mughni pun belajar di Makkah. Ia dikenal sebagai ulama yang sangat toleran, inklusif dan menghargai budaya lokal. Inilah yang menjadi alasan mengapa persentuhan Islam dengan budaya Betawi berjalan mulus tanpa menimbulkan konflik,” urainya.

Selama hidupnya, terang Nizar Ali,  Guru Mughni menghasilkan dua buah karya, di antaranya adalah Taudhih al-Dala’il fi Tarjamati Hadist al-Symil dan Naqlah Min ‘Ibarat al-Ulama Nasihat Mawa ’izah li Awlad al- Zamdn Fi Adab Qird ’at al-Qur’an wa Ta ‘limih.

“Dari dua tokoh tersebut, kita belajar bagaimana keilmuan yang tinggi, menjadikan seseorang bijak, inklusif, dan toleran. Ingat, harus sat.. set.. sat.. set ! Bukan untuk urusan cinta saja, tapi juga cita. Bergeraklah, untuk menjadi kebanggaan bangsa,” ujarnya.

Mengakhiri sambutannya, Nizar Ali berharap semoga KSM 2022 ini dapat memberikan pengalaman yang berharga dan bermanfaat untuk kemajuan madrasah secara umum dan untuk pengembangan diri anak-anakku siswa-siswi madrasah menjadi lebih baik di masa mendatang.

“Semoga Anda selamat sampai di kampung halaman masing-masing. Allah SWT bersama kita. Insya Allah. Semangat terus untuk berprestasi, dan jangan mudah terprovokasi. Jadikan prestasi yang kalian peroleh hari ini, menjadi ladang ibadah pada Ilahi. Buatlah karya-karya terbaik untuk agama dan bangsa,” tutupnya.

 

 

Komentar