Jumat, 19 April 2024 | 05:27
OPINI

Arti Bulan Suro Dalam Islam

Arti Bulan Suro Dalam Islam
KRH Gus Ripno Waluyo

Oleh : KRH Gus Ripno Waluyo, SE, SPd, S.H, C.NSP, C.CL, C.MP  *)

Malam 1 Suro merupakan malam sebagai pertanda awal bulan pertama dalam kalender Jawa. Malam 1 Suro juga bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender hijriah atau Kalender Islam.

Istilah Suro adalah penyebutan yang berasal dari Asyura (bahasa Arab) yang berarti kesepuluh. Suro kemudian menjadi bulan permulaan hitungan dalam Takwim Jawa. Sementara Suro dipahami oleh masyarakat Islam sebagai bulan Muharram.

Dalam Kalender Jawa-Islam Suro diartikan sebagai bulan yang pertama. Penyebutan kata Suro bagi orang Jawa ialah bulan Muharam dalam kalender Hijriah. Kata tersebut berasal dari kata Asyura dalam bahasa Arab dan dicetuskan oleh pemimpin Kerajaan Mataram Islam, Sultan Agung.

Pada malam 1 Suro, masyarakat Jawa dianjurkan untuk tetap berada di rumah agar terhindar dari kesialan. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk memperbanyak doa di malam ini. Sebagian masyarakat Jawa masih mempercayai dilarangnya menggelar pernikahan di bulan 1 Suro.

Perayaan malam 1 Suro biasanya identik dengan membawa keris dan benda pusaka sebagai bagian dari iring-iringan kirab Abdi Dalem Keraton, hasil kekayaan alam berupa gunungan tumpeng. Di sejumlah daerah di Jawa digelar tradisi 1 suro. Tradisi 1 suro di Jawa berawal dari Sultan Agung yang menyebarkan Islam melalui pemaduan ajaran dengan tradisi Jawa.

Di Keraton Surakarta, Solo, Jawa Tengah setiap Malam 1 Suro digelar kirab Kebo Bule yang berarti iring-iringan kerbau berkulit putih seperti bule. Benda pusaka menjadi sajian khas dalam kirab malam 1 Suro ini.

Grebeg Suro adalah acara tradisi budaya tahunan masyarakat Ponorogo dalam wujud pesta rakyat. Seni dan tradisi yang ditampilkan meliputi Festival Nasional Reog Ponorogo, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa.

Dalam kepercayaan adat Jawa salah satu pantangan yang harus dilakukan saat Malam 1 Suro adalah untuk tetap di rumah atau tidak boleh keluar rumah. Karena saat pergantian malam yang terjadi dalam kepercayaan Jawa dipercaya bahwa banyak sekali makhluk-makhluk gaib yang berkeliaran di bumi.

Merujuk pada Kalender Jawa, Malam Satu Suro 2022 jatuh pada 29 Juli 2022 dimulai sejak sesudah waktu maghrib. Penanggalan Malam Satu Suro sama dengan Kalender Islam tahun baru Islam 1 Muharram. Bulan Suro atau disebut juga Sasi Sura ini adalah bulan pertama dalam Kalender Jawa.

Tradisi Malam Satu Suro menitikberatkan pada ketentraman batin dan keselamatan. Karenanya, pada Malam Satu Suro biasanya selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari semua umat yang hadir merayakannya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya.

1.Upacara Padusan ini ditujukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

2.Kenduren termasuk sebagai upacara daerah Jawa Tengah.

3.Ruwatan merupakan upacara adat propinsi Jawa Tengah sebagai sarana pembebasan atau penyucian manusia dari dosa dan kesalahannya.

Upacara adat Jawa sering disebut “selametan”. Upacara ini dilakukan secara turun temurun sebagai peringatan doa. Untuk doa akhir tahun, biasanya dibaca sebelum waktu Maghrib tiba, tepatnya pada tanggal 29 atau 30 Dzulhijjah. Ini dikarenakan penanggalan tahun Hijriah dimulai setelah matahari terbenam.

*) Budayawan – Spiritualis – Pengacara Peradi Perjuangan

Komentar