Jumat, 26 April 2024 | 05:21
NEWS

Lukas Enembe Mengaku Diteror, Diintimidasi hingga Dibungkam Selama Memimpin Papua, Minta Perhatian Jokowi

Lukas Enembe Mengaku Diteror, Diintimidasi hingga Dibungkam Selama Memimpin Papua, Minta Perhatian Jokowi
Gubernur Papua Lukas Enembe (majalahwekonews.com)

ASKARA - Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku kerap diteror, diintimindasi dan upaya pembungkaman selama dirinya menjadi orang nomor satu di Provinsi Papua. 

Atas hal itu, Lukas Enembe pun meminta perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Menurut Lukas, dirinya kerap dipotret, diawasi hingga diikuti oleh orang tak dikenal. 

Dia meminta Jokowi melihat persoalan yang menimpanya sebagai masalah besar.

"Jokowi lihat ini, ini masalah besar. Setiap hari (saya) dibungkam, diintimidasi, kemana saya pergi saya diintimidasi," kata Lukas, menanggapi laporan Amnesty International Indonesia terkait situasi Blok Wabu, Intan Jaya di Badan Penghubung Pemprov Papua, Jakarta Selatan, pada Jumat (27/5).

Hal yang sama diungkapkan Juru Bicara Pemprov Papua, Muhammad Rifa'i Darus. Darus mengatakan, Lukas Enembe setiap hari menjadi target berita hoaks. 
Menurut Rifa'i, Lukas Enembe selalu saja menjadi sasaran berita bohong. Foto Lukas diunggah sebagai berita hoaks maupun meme bernuansa asusila. Pergerakan Lukas, baik sebagai pribadi maupun gubernur selalu dipantau.

"Beliau merasa sama sekali tidak memiliki kebebasan baik sebagai gubernur ataupun manusia," ungkap Rifa'i.

Teror lain yang dialami Lukas adalah saat ia dilarang terbang kembali ke Papua. Saat itu, Lukas harus sembunyi-sembunyi di bandara.

"Kita harus kucing-kucingan di bandara untuk bisa memulangkan Gubernur Papua," ujarnya.

Tak hanya itu, Lukas juga dibungkam dengan cara menudingnya sebagai anggota separatis. Bahkan, tindakan dan pendapat Lukas kerap ditanggapi dengan tudingan bahwa Lukas anggota Organisasi Papua Merdeka.

"Apa yang beliau lakukan, apa yang beliau usulkan itu selalu beliau diintimidasi dengan kata-kata atau dengan tuduhan bahwa beliau dari Organisasi Papua Merdeka," terang Rifa'i.

Menurut Rifa'i, nasionalisme Lukas diragukan. Padahal, Lukas berasal dari daerah yang tidak mengalami gejolak konflik dan memiliki rasa nasionalisme.

"Beliau merasa bahwa kok saya NKRI murni kemudian nasionalisme saya diragukan bahkan saya dibungkam dengan tuduhan-tuduhan seperti itu," tandas Rifa'i.

Komentar