Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:19
JAYA SUPRANA

Sabhe Satha Bhavantu Sukhitatta

Sabhe Satha Bhavantu Sukhitatta
Aylawati Sarwono bertemu para biksu (Dok Pribadi)


ASKARA - PADA tanggal 16 Mei 2022, umat Buddha di Indonesia merayakan Hari Raya Waisak atau dalam bahasa Pali: Waisaka dan Sanskrit: Vaisakha sebagai Hari Tri Suci memperingati kelahiran Siddharta Gautama di Lumbini, pencerahan di Bodh Gaya serta kewafatan Siddharta Gautama di Kusinara.

Waisak juga dikenal sebagai Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka.

Pada masa kini, perayaan Waisak di Indonesia dipusatkan di kawasan Candi Borobudur yang telah resmi diakui oleh UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia dalam bentuk mahakarya arsitektural kuil Buddhisme terbesar dan termegah di planet bumi.

Bersama ibu Aylawati Sarwono, saya menempuh perjalanan udara dari Kathmandu terbang ke Lumbini yang terletak di timur Kapilawastu dan barat daya Devadaha Shakya.

Menurut keyakinan umat Buddha, Siddharta Gautama dilahirkan di Kapilawastu yang setelah para arkeolog menemukan sebuah pilar di Rupandehi pada tahun 1896 ditetapkan sebagai monumem mengenang kunjungan Maharaja Ashoka ke kawasan yang kini disebut sebagai Lumbini.

Kawasan Lumbini kontemporer terdiri dari tiga area, yaitu Taman Suci, zona Monastik dan Pusat Kebudayaan New Lumbini Village.

Kawasan Taman Suci merupakan episentrum Lumbini terdiri dari tempat kelahiran Sang Buddha, kuil Mayadewi, pilar Ashoka, Batu Pertanda, skulptur Kelahiran Sang Buddha, Kolam Suci Puskarini dan berbagai reruntuhan stupa dan vihara kuno.

Ketika berada di Lumbini, ibu Ayla sempat bergabung dengan para bhikku bermeditasi di bawah naungan pohon Boddhi yang dianggap sakral sebab diyakini sebagai tempat Sang Buddha bermeditasi.

Suasana internasional merajut perdamaian antarbangsa di marcapada paling terasa di kawasan New Lumbini Village di mana umat Buddhisme dari China, Jepang, Myanmar, Jerman, Austria, Perancis, Singapura, Kamboja, Vietnam dan lain-lain negara masing-masing mendirikan vihara dan kuil dengan beraneka ragam gaya kebudayaan arsitektural.

Sebagai umat Nasrani yang mengagumi ajaran Budhhisme, di Lumbini saya memperoleh kesempatan merasakan getaran sukma spiritual demi mencoba lebih dalam menghayati makna adiluhur yang terkandung pada ajaran utama Sang Buddha, yaitu kesadaran bahwa kemelekatan merupakan sumber penderitaan manusia.

Di Lumbini pula saya sempat melihat sebuah billboard menampilkan Pancasila versi Buddhisme.

Dalam kesempatan melalui naskah sederhana ini saya mengucapkan Selamat Hari Raya Waisak kepada segenap umat Buddha. Sabhe Satha Bhavantu Sukhitatta. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Komentar