Kamis, 18 April 2024 | 21:55
NEWS

Logika Medis di Balik Kesembuhan Gadis Remaja dari Kelumpuhan dengan Vaksin Nusantara

Logika Medis di Balik Kesembuhan Gadis Remaja dari Kelumpuhan dengan Vaksin Nusantara
Vanessa diambil darah untuk proses Vaksin Nusantara (Dok Dar Edi Yoga)

ASKARA - Kisah seorang gadis remaja bernama Vanessa (13) yang sudah tiga kali keluar masuk rumah sakit (RS) dan akhirnya sembuh setelah disuntik Vaksin Nusantara oleh dokter Terawan Agus Putranto viral di media sosial.

Pertama kali masuk RS, Vanessa dinyatakan terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kemudian kedua kali didiagnosa mengalami inflamasi pasca-Covid-19 dan ketiga, Vanessa dinyatakan menderita autoimun. 

dr Djony Lisman dalam akun YouTube miliknya menyampaikan analisa terkait apa yang dialami Vanessa tersebut dengan judul "Logika media dibalik kesembuhan Vanessa dengan vaksin Nusantara".

Kata dia, hal itu agar fakta tidak hilang begitu saja dan bisa menjadi dasar penelitian lebih lanjut untuk menolong pasien-pasien pasca-Covid-19 yang mendapat serangan autoimun seperti guillain barre sindrom atau gangguan saraf lainnya yang menyebabkan kelumpuhan pericarditis yang menyebabkan gangguan jantung dan lainnya. 

Pada awalnya, kata dr Jhony, Vanessa terjakit Covid-19 dan kemudian sembuh. Di dalam tubuhnya terbentuk antibodi dan antibodi itu menyerang sel-sel tubuhnya sendiri sehingga timbul gejala seperti DBD, inflamasi, autoimun dan tidak bisa berjalan.

Pada kasus ini, jelasnya, kemungkinan terjadi autoimun. Pasca serangan Covid-19 terbentuk  antibodi (autoantibodi) yang menyerang myelin saraf sehingga menyebabkan kelumpuhan.

"Sesudah divaksin Nusantara terbentuk antibodi yang memblok autoantibodi yang menyerang sel myelin saraf penyebab kelumpuhan sehingga pasien berangsur-angsur membaik," jelasnya dalam akun YouTube tersebut dikutip Sabtu (23/4).

Lantas apakah ini kebetulan? Menurut dr Jhony Lismana bisa saja kasus tersebut kebetulan, kalau hanya terjadi sekali saja. 

"Tetapi, jika terjadi dengan pasien-pasien yang lain maka bukan kebetulan lagi. Sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya," ujarnya.

Menurut dr Jhony, antibodi memang sering dipakai untuk mengobati autoimun. Pada saat ini antibodi berupa imunoglobulin intravena atau (IVIG) telah banyak dipakai pada berbagai penyakit autoimun yang bertujuan menetralkan autoantibodi yang menyerang sel-sel tubuh.

Namun, dr Jhony tidak bisa menjawab pertanyaan ada seseorang pasca terjangkit Covid-19 mendapat serangan autoimun sedangkan yang lain tidak.

"Terus terang setelah dicari belum ditemukan jawaban yang pasti," ucapnya.

dr Jhony mengatakan, beberapa hasil penelitian menemukan bahwa pasien Covid-19 yang parah cenderung terkena autoimun. Kekurangan vitamin D juga menyebabkan keparahan pasien covid-19 dan memicu penyakit autoimun.

"Dari ketiga fakta ini kalau ditarik benang merah bisa disimpulkan bahwa kekurangan vitamin D dapat memicu serangan autoimun pada pasien Covid-19. Salah satu pencegahan autoimun terutama untuk pasien pasca Covid-19 adalah dengan mencukupkan kadar vitamin D dalam darah."

"Jadi kita harus cek kadar vitamin D 25 OH dalam darah, kalau ternyata kurang konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan dosis suplemen vitamin D yang sesuai.  Vitamin D juga bisa didapat dengan berjemur antara jam 11 dan jam 1 siang sekitar 10 menit," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, pihak keluarga Vanessa berinisiatif menceritakan ikhwal penyakit Vanessa ke dokter Terawan Agus Putranto. Atas saran kerabat dekat keluarga, Vanessa dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto.

"Setelah Vanessa keluar dari salah satu rumah sakit besar di Jakarta, dia kami bawa ke Profesor Terawan dan diambil darahnya pada tanggal 1 April 2022," ujar Togi, orang tua Vaessa. 

Seminggu kemudian, tepatnya pada 8 April 2022 Vanessa akhirnya menerima Vaksin Nusantara langsung dari dokter Terawan.

"Selama sakit, Vanessa harus menggunakan kursi roda karena kondisi fisik yang lemah dan tidak bisa berjalan," kata Togi.

Apa yang terjadi usai mendapat Vaksin Nusantara di luar perkiraan. Bahkan dapat dikatakan mukjizat. 

"Ketika tiba di rumah Vanessa sudah bisa berjalan kendati belum stabil. Keesokan harinya (hari ke-2) Vanessa sudah berjalan normal dan ke supermarket," ujar Togi.

Hari ketiga setelah divaksin, Vanessa sudah bisa naik turun tangga dan makan yang banyak. Dia seakan balas dendam karena susah makan selama dirawat.

Sekarang Vanessa sudah bisa belajar dan sekolah kembali.

 

Komentar