Kamis, 25 April 2024 | 22:30
TRAVELLING

Pak Misrie, Keluarga Baru di Tarakan untuk Tim JKW-PWI

Pak Misrie, Keluarga Baru di Tarakan untuk Tim JKW-PWI
TIM JKW-PWI dan Keluarga Pak Misrie (Dok Tim JKW-PWI)

ASKARA - Tim JKW-PWI tiba di pelabuhan Juata Laut Tarakan, setelah menyeberang bersama ferry selama 6 jam dari pelabuhan Sebawang Kecamatan Tana Tidung, Kalimantan Utara, Selasa (28/12) lalu. Perjalanan yang ditempuh tim sejauh ini sekitar 8 ribu kilometer.

Gelap temaram malam menyelimuti, begitu sandar tidak langsung pergi, tim berusaha mencari informasi kapal berikutnya yang bisa membawa menuju Toli-Toli Sulawesi. 

Yusuf, penjaga pintu pelabuhan menyarankan untuk bertanya pada KP3 yang lokasinya berdekatan dengan pelabuhan Malundung yang berjarak sekitar 25 kilometer.

Agus Asianto, Indrawan Ibonk, Sonny Wibisono dan Yanni Krishnayanni segera menuju KP3, informasi kapal yang ada dengan Sabuk Nusantara 97 milik Pelni, dan baru akan berangkat tanggal 10 Januari. Tim bisa membawa motor, tapi harus melakukan packing dan biaya yang harus dibayar sekitar Rp3 juta sungguh tidak masuk akal.

Karena informasi gelap di sana-sini, Agus Asianto menawarkan untuk singgah pada keluarganya yang berada di kota ini, berlokasi di Kampung Enam sembari mencari informasi.

Tim disambut dengan penuh kehangatan dan dipersilakan tinggal sampai mendapatkan kapal.

Keluarga Misrie (75) adalah sepupu ipar Agus Asianto, pensiunan Pertamina tinggal berdua bersama istri, Rapisah (72), kelima putrinya (Yunie, Yulie, Henie, Tutie dan Dinie) sudah dewasa dan berkeluarga serta punya rumah sendiri tinggal berdekatan. Kalau siang para cucu datang sepulang sekolah.

Tanggal 1 Januari 2022, informasi dari Yusuf akan ada kapal Julung-Julung milik ASDP Ferry yang akan menyeberang ke Toli-Toli dari pelabuhan Juata Laut. 

Hatipun sedikit lega dan tenang, artinya tim JKW-PWI akan melewati malam tahun baru di Tarakan bersama keluarga besar pak Misrie beserta 5 putrinya, menantu juga cucu-cucu yang lucu dan luar biasa dan segera bisa menyeberang.

Keakraban keluarga besar ini membuat Yanni juga Ibonk terharu, mendapatkan keluarga baru yang penuh cinta meski jauh dari rumah dan keluarga sendiri.

Tiap hari bergantian menu Kepiting, kerang, ikan pari tersaji bersama buah-buah khas kota Tarakan. Ada Cempedak, Terap juga Lai yang mirip dengan durian berdaging kuning matang.

Tim JKW-PWI sungguh beruntung, keakraban ini membuat hati tenang, serasa  di rumah sendiri.

Tanggal 1 Januari 2022 pun tiba, pagi-pagi ibu Rapisah sudah sibuk di dapur bersama Yulie dan Yunie, menyiapkan bekal untuk perjalanan dalam kapal. Tim JKW-PWI pun bersiap menuju pelabuhan. Seluruh keluarga dengan 2 mobil ikut mengantar.

Terkejut dan lemas rasanya, pintu pelabuhan tertutup rapat dan sepi. Ada 2 kapal tersandar di dermaga. Ibonk dan Yanni masuk pintu kecil mencari tahu, ternyata kapal yang kami nanti masih berada di Toli-Toli. Akhirnya semua kembali ke basecamp rumah pak Misrie. Bekal yang sudah dipersiapkan, dimakan di meja makan dalam rumah.

Sesampainya di rumah, pak Misrie keluar mengendarai motornya, ternyata berkeliling mencari informasi ke Pelabuhan Malundung. Informasi yang didapat lusa tanggal 3 Januari 2022 akan ada kapal Sabuk Nusantara yang akan bersandar siang hari dan sorenya akan bertolak ke Toli-Toli.

Tanggal 2 Januari 2022 siang, Sonny bersama pak Misrie berboncengan memastikan kedatangan kapal yang dimaksud, dan informasi itu ternyata benar adanya, Sabuk Nusantara dengan nomor 116 akan merapat besok yang ternyata dikelola oleh pihak swasta.

Tanggal 3 Januari 2022, sebelum memastikan kembali ke Pelabuhan Malundung, pagi-pagi Indrawan Ibonk, Sonny Wibisono dan Yanni Krishnayanni menyempatkan diri berkunjung ke lokasi konservasi Mangrove dengan Bekantan Langka yang mereka lindungi. Sedang Agus Asianto tetap tinggal di rumah karena kondisi kesehatan yang melemah.

Pukul 10.00 Wita menuju Pelabuhan Malundung dan membuat ketiga Tim JKW-PWI sedikit kalang kabut umengurus surat jalan untuk keempat motor yang diterbitkan oleh KP3 sebelum pukul 14.00 Wita agar bisa ikut menyeberang.

Gerak cepat, berbagi tugaspun dilakukan. Indrawan Ibonk segera menuju kantor KP3, Yanni mencari anjungan ATM menyiapkan dana yang dibutuhkan, sedang Sonny menunggu di agen penjualan tiket.

Agus Asianto yang beberapa hari melemah fisiknya, baru menyusul dan bergabung untuk melakukan pemeriksaan rapid antigen sebagai syarat penyeberangan transportasi laut ini.

Setelah tiket, surat jalan dan antigen terselesaikan, Tim segera kembali ke rumah pak Misrie untuk packing dan bersiap. Lagi-lagi, ibu Rapisah bersama Yulie, Yunie, Tutie, Henie dibantu beberapa cucu sibuk di dapur menyiapkan bekal untuk Tim JKW-PWI.

Untuk kedua kalinya, keluarga besar pak Misrie turut mengantar hingga pelabuhan tempat kami akan menyeberang meninggalkan Tarakan. Haru biru hati tim JKW-PWI, genap tujuh hari mendapatkan kehangatan keluarga ini.

Pada detik akhir, sesampainya di pelabuhan. Dengan berat hati karena kondisi kesehatan Agus Blues Asianto belum membaik, maka harus tetap tinggal di Tarakan. Motor ikut menyeberang. Semoga Agus segera pulih dan bisa bergabung kembali.

Terima kasih yang tak terhingga pada seluruh keluarga terutama pada pak Misrie dan Ibu Rapisah, kami akan selalu merindukan kehangatan pelukan juga cinta yang telah diberikan. Sehat-sehat untuk kita semua, semoga bisa berjumpa lagi nanti diwaktu mendatang.

Komentar