Kamis, 18 April 2024 | 10:47
NEWS

BMKG Prediksi Dampak Fenomena La Nina Sebabkan Bencana, Anies Baswedan Minta Indonesia Waspada

BMKG Prediksi Dampak Fenomena La Nina Sebabkan Bencana, Anies Baswedan Minta Indonesia Waspada
Ilustrasi cuaca ekstrem (Dok Pixabay)

ASKARA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena La Nina tahun 2021 diprediksikan memiliki dampak yang relatif sama dengan tahun lalu. 

Fenomena tersebut diikuti dengan berbagai bencana hidrometeorologi secara sporadis di berbagai wilayah yang terdampak.

Bencana hidrometeorologi ini meliputi potensi bencana banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, hingga terjadinya badai tropis.

Terkait hal itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat bicara. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan dampak fenomena La Nina tidak hanya dirasakan di DKI Jakarta. 

Anies Baswedan pun berharap semua wilayah di Indonesia turut bersiaga menghadapi potensi bencana akibat La Nina.

"Saya ingin sampaikan kepada semua, bahwa harapan untuk bersiaga itu jangan hanya di wilayah Jakarta, tapi semuanya. Karena La Nina ini tidak milih-milih alamat KTP, dia fenomena global yang berdampak pada kita juga," kata Anies Baswedan, Minggu (14/11).

Terkait banjir di ibu kota, Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memiliki beberapa key performance indicator (KPI) dalam penanganannya. 

KPI pertama, memastikan tidak ada warga yang meninggal karena terdampak banjir. Menurutnya, pada tahun-tahun sebelumnya masih ada kasus warga meninggal saat banjir.

"Tahun-tahun sebelumnya kita menghadapi risiko meninggal karena pada saat banjir utamanya bukan karena air, ada kasus 1-2, tapi utamanya karena sengatan listrik. Karena itu pengelolaan listrik menjadi penting sekali. Kita sudah bicara dengan PLN sudah antisipasi supaya timnya bisa ikut mengamankan pada saat terjadi banjir," tutur Anies.

KPI selanjunya, terkait target air banjir surut. Anies menyebut pihaknya menargetkan banjir surut 6 jam setelah hujan berhenti atau 6 jam setelah air di kali dalam keadaan normal.

"Sering kita temuan sungainya tidak surut-surut, karena itulah menjadi lama, karena aliran airnya masih terus berjalan. Tapi begitu sungai surut maka kita targetkan 6 jam untuk bisa tempat itu kering.

Jadi itu targetnya, kita bekerja dengan ukuran satu keselamatan, dua kecepatan untuk bisa mengeringkan sebuah wialyah," kata Anies. 

Diketahui, dalam beberapa hari terakhir, banjir terjadi di beberapa wilayah permukiman di Jakarta. Banjir terjadi karena intensitas hujan tinggi. Selain itu, banjir juga disebabkan air laut naik, seperti di sejumlah kawasan Jakarta Utara.

Komentar