Minggu, 25 Mei 2025 | 02:59
NEWS

Ketum DPN Pemuda Adat Papua: Pemerintah Harus Rekrut Orang Papua Kerja di Smelter Gresik

Ketum DPN Pemuda Adat Papua: Pemerintah Harus Rekrut Orang Papua Kerja di Smelter Gresik
Ketum DPN Pemuda Adat Papu, Jan Arebo dan Presiden Jokowi (Dok Istimewa untuk Askara)

ASKARA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Selasa (12/10) lalu. 

Jokowi mengatakan, smelter yang akan dibangun dengan single line ini adalah yang terbesar di dunia. Bahkan memiliki kapasitas untuk mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Selain itu, pembangunan ini juga diklaim menyerap 40.000 tenaga kerja di Gresik dan Provinsi Jawa Timur, apalagi jika sudah beroperasi.

"Kapasitas smelter yang mampu mengolah 1,7 ton konsentrat tembaga pertahun adalah sangat besar. Karenanya, ia yakin pembangunan ini akan membawa efek positif bagi perekonomian Tanah Air,” kata Jokowi.

Menanggapi pembangunan smelter tersebut, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Pemuda Adat Papua, Jan Cristian Arebo mengatakan, pemuda Papua sangat mendukung kebijakan yang diambil Jokowi tersebut. 

"Tetapi pemerintah harus bijaksana dan adil kepada orang Papua yang mana PT Freport Indonesia beroperasi di atas Tanah Papua dan dari Pembangunan Smelter tersebut harus ada dampak positif yang didapatkan oleh orang asli Papua, walaupun pembangunannya dilakukan di Gresik Jawa timur," kata Jan Cristian, dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/10).

Sebagai Ketua Pemuda Adat Papua, Jan Cristian Arebo berharap pembangunan smelter di Gresik tidak lagi diperdebatkan karena atas nama negara Jokowi telah meresmikannya dan telah dipertimbangkan pemerintah dari semua aspek.

"Selaku perwakilan Pemuda Papua, kami hanya ingin menyampaikan kepada pemerintah pusat, agar dalam merekrut tenaga kerja di smelter tersebut yang akan merekrut 40 ribu karyawan dari wilayah Jawa Timur, harus ada keadilan dimana perekrutan tenaga kerja tersebut agar dapat mengakomodir 20 ribu tenaga kerja orang Asli Papua untuk bekerja di dalamnya,” harapnya. 

Jan Cristian Arebo meyakini, pembangunan smelter di Gresik sudah dipertimbangkan semua aspek dalam hal untung ruginya. Menurutnya, tidak mungkin ada niat buruk pemerintah pusat untuk menyengsarakan orang Papua.

Komentar