Selasa, 16 April 2024 | 15:25
OPINI

PAN Meneguhkan Kembali Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

PAN Meneguhkan Kembali Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Upacara HUT RI yang digelar PAN (Dok Istimewa)

Ikhtiar Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dalam melakukan proses percepatan memutus mata rantai penyebaran wabah virus corona (COVID-19) dengan kerja keras kader melakukan kerja nyata di lapangan.

Dari upaya membantu rakyat yang dinyatakan positif COVID-19, maupun yang terdampak secara ekonomi dan kesehatan, sampai dengan upaya membantu mensukseskan program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah.

Upaya Bang Zulhas dalam menangani pandemi tidak hanya berhenti sampai di situ saja.

PAN di seluruh Nusantara juga menggelar "Munajat Untuk Indonesia Sehat" secara virtual, sebagai bentuk permohonan dan perlindungan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, agar badai COVID-19 cepat berlalu dari Tanah Air tercinta.

Hal ini membuktikan bahwa PAN tidak meninggalkan jati dirinya sebagai partai yang memiliki basis utama pemilihnya adalah umat Islam.

Bertepatan dengan peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, 17 Agustus 1945-17 Agustus 2021, PAN menggelar upacara bendera secara virtual dengan seluruh pengurus DPW dan DPD PAN se-Indonesia yang dipimpin langsung oleh Bang Zulhas sebagai inspektur upacara.

Ada yang istimewa dari peringatan kemerdekaan Indonesia kali ini. Bang Zulhas, mengingatkan kembali grand design tujuan awal kemerdekaan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan dan penindasan kaum imperialis selama berabad-abad yang lalu.

Kemerdekaan Indonesia tidak datang dengan tiba-tiba, kemerdekaan Indonesia bukan pemberian dari para penjajah.

Kemerdekaan Indonesia direbut dengan darah dan air mata, dengan proses perjuangan panjang yang mengorbankan harta, benda, bahkan jiwa dan raga.

Para pejuang dan pendiri bangsa sudah meletakan dasar-dasar yang kokoh sebagai guidance kepada generasi penerus bangsa untuk mewujudkan cita-cita luhur Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945.

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat dan Pancasila yang Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bang Zulhas sangat prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia sekarang ini. Apa yang dilakukan hari ini semakin menjauh dari cita-cita luhur kemerdekaan Indonesia.

Demokrasi (pemilu, pilpres dan pilkada) yang sejatinya sebagai alat mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan Indonesia, kini justru berpotensi memecah belah sesama anak bangsa.

Bang Zulhas pun mengingatkan kembali Tri Sakti yang disampaikan Bung Karno saat pidato kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1964, Berdaulat di bidang politik, Berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya.

Bang Zulhas mengajak seluruh komponen bangsa, tokoh nasional, tokoh agama, tokoh politik dan seluruh rakyat Indonesia untuk merenungi kembali makna kemerdekaan dan cita-cita luhur Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945, yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat.

"Melindungi segenap tumpah darah Indonesia, Mencerdaskan kehidupan bangsa, Memajukan kesejahteraan umum dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial" (Pembukaan UUD 45 alinea keempat).

Sudah semestinya kegelisahan Bang Zulhas menjadi kegelisahan kita bersama, kekhawatiran Bang Zulhas terhadap arah perjalanan bangsa yang semakin menjauh dari cita-cita luhur kemerdekaan Indonesia harus menjadi kekhawatiran kita bersama.

Sehingga kita semua dapat mencari solusi terhadap persoalan bangsa dan mengembalikan arah cita-cita luhur kemerdekaan Indonesia yang digagas para founding father yang diletakkan sebagai pondasi dasar mewujudkan kejayaan Indonesia.

Ini membuktikan bahwa PAN di bawah kepemimpinan Bang Zulhas lebih mengedepankan kepentingan nasional yang jauh lebih besar ketimbang kepentingan elektoral partainya.

Bang Zulhas tak bosan-bosan pula mengajak kader PAN, tokoh-tokoh, pimpinan partai politik, pemerintah, dan seluruh komponen bangsa untuk menebarkan common good sebagai pandangan politik dan selalu hadir ditengah rakyat yang menderita akibat pandemi.

Tentu apa yang dilakukan Bang Zulhas bisa menjawab kekhawatiran banyak pihak terkait krisis nilai yang melanda pemimpin Indonesia belakangan ini.


Lutfi Nasution (LuNas)

Aktivis Gerakan Reformasi 1998
Pendiri Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ) 1998
Ketua Umum Senat Universitas Jakarta 1997-1999
Ketua Umum Indonesia Muda
Ketua Gerakan Anti COVID-19 JB 031
Wakil Ketua Kampung Tangguh Jaya RW 09 Kelurahan Grogol
Kader Partai Amanat Nasional (PAN)

Komentar