Selasa, 14 Mei 2024 | 23:46
OPINI

Untuk Guru Kami Ustaz Syahmin Hidayat, Selamat Jalan Jiwa Yang Tenang

Untuk Guru Kami Ustaz Syahmin Hidayat, Selamat Jalan Jiwa Yang Tenang
Ustaz Syahmin Hidayat

Oleh: Elva Tazar *)

Sosok kekar, karena beliau memang guru karate, sangat jaga kesehatan. Beberapa kali kalau isi kajian di majlis Taklim MT. Arafah, jika disuguhi makanan dengan halus beliau menolak. Prinsipnya  tak akan makan jika perutnya masih kenyang. Baru makan kalau terasa lapar. Ini sesuai dengan sunah Rasulullah  baru makan kalau lapar dan berhenti sebelum kekenyangan. MashaAllah.

Guru kami ini jika tilawah al Quran suaranya mengingatkan kita imam masjidil Haram ust Abdurahman as Sudais. Sosok yang berani mengkritik penguasa dan selalu mengajarkan agar jamaah melek politik. MashaAllah, ini yang paling aku kagumi.

Sabtu, jam 1.30 dini hari, aku mendapat kabar bahwa guru kami yang gagah dan ramah ini wafat. Tentu saja berita ini sangat mengejutkan. Baru 2 Minggu yang lalu beliau isi tasiyah di majlis kami.  Bahkan tanggal 3 Juli 21, aku masih komunikasi via Wa, saat beliau  dirawat dirumahsakit  karena kelelahan.

Ya,  ustad memang sangat sibuk berdakwah hingga tak menyadari tubuhnya  pun butuh istirahat. Sungguh, berita ini membuat semua jamaah merasa kehilangan sosok guru yang humoris. Ust Syahmin Hidayat, di usia 57 tahun Allah memanggilnya. Lagi,  Allah mewafatkan ulama, sungguh setiap ulama wafat wajib kita tangisi karena ini cara Allah mencabut ilmuNya dari bumi ini. 

Ketika maraknya kematian karena Covid, justru Allah memanggilnya bukan karena virus itu. Ini sebagai pembelajaran bagi kita, bahwa ajal itu adalah ketetapan Allah, bisa melalui sakit, wabah atau kecelakaan. Tak satupun yang bisa menduga kapan  dia mati dan karena apa ajal menjemputnya.

Semua misteri Ilahi, hanya Allah yang tahu, bahkan malaikat Isroil pun hanya siap siap mengikuti kita sampai Allah perintahkan untuk eksekusi. Bagi para ulama, hamba Allah  yang  sholih, kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena hidupnya pun ia serahkan untuk dakwah, amal jariyah yang terus mengalir pahalanya, walaupun jasadnya sudah menyatu dengan tanah.

Hanya bagi kita yang masih hidup wafatnya ulama dan orang sholih sungguh sangat membuat kita berduka, wafatnya ulama adalah musibah, karena ulama adalah pewaris Nabi. Hanya Orang munafik yang tidak berduka atas wafatnya ulama yang lurus.

Duka inilah yang dirasakan semua jamaah ust Syahmin, bagiku pribadi beliaulah ustad pertama aku kenal di Sidoarjo ini bulan Mei 2005, pertama kali aku mendengar tausiyahnya. Beliau menyuruhku menghafal surat Al Mulk menimal 3 ayat pertama. MashaAllah karena motivasi itu aku berusaha menghafal dengan membaca al Mulk sebelum tidur. Terimakasih ustaz atas motivasinya..

Tak lama sakitnya, Allah memanggil ust Syahmin dan meninggalkan kita semuanya, kita yang ditinggalkan pastilah berduka tapi tentu berbeda dengan  beliau, InshaAllah bertemu dengan Allah adalah impian orang yang beriman, karena hidupnya saja sudah digadaikan untuk penyampaikan Risalah Rasulullah.

Selamat jalan guru kami ust Syahmin Hidayat, terimakasih untuk tausiyahnya yang sangat bermanfaat, terimakasih untuk ilmunya. Allah lebih mencintaimu.Selamat jalan jiwa yang tenang. Temuilah Robmu dengan ridho dan diridhoi.

Kami saksinya ustaz orang sholih yang selalu menyampaikan ayat ayat Allah. Semoga Allah memberikan taman SurgaNya di alam barzah, kubur yang  luas seluas mata memandang bagi hambaNya yang tetap istiqomah di jalanNya sampai akhir hidupnya..

*) Ig@elvatazar, Youtube Elva Tazar

Komentar