Jumat, 19 April 2024 | 23:08
NEWS

Relawan Vaksin Nusantara Mengalami KTD, Begini Penjelasannya

Relawan Vaksin Nusantara Mengalami KTD, Begini Penjelasannya
Ilustrasi. (Reuters)

ASKARA - Direktur Pelayanan Kesehatan RSPAD Gatot Soebroto Brigjen TNI Nyoto Widyo Astoro menyebut bahwa gejala-gejala yang muncul terkait uji coba Vaksin Nusantara tidak hanya terjadi dalam penelitian. 

Menurutnya, semua vaksin pada dasarnya memiliki gejala demam hingga mual-mual. Hal tersebut menjelaskan perihal temuan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang menyatakan 71 persen relawan uji klinis Vaksin Nusantara mengalami Kejadian Tak Diinginkan (KTD) seperti mual, demam, gatal hingga nyeri otot.

"Vaksin-vaksin yang lain pun ada pegal-pegal badannya, kadang-kadang sakit di tempat suntikan, jadi lemas dan sebagainya. Itu semua gejala tersebut barangkali juga muncul pada vaksin-vaksin yang lain," kata Brigjen TNI Nyoto Widyo Astoro dalam konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (19/4).

Dia menjelaskan, timbulnya gejala itu sebenarnya wajar lantaran secara ilmiah protein asing yang dimasukan ke tubuh seseorang tentu akan memunculkan gejala-gejala tertentu di tubuh.

"Untuk gejala-gejala berkaitan vaksin Nusantara, tentu saja semua vaksin, karena dia protein asing, pasti kalau disuntikkan akan ada gejala. Kemudian dari suntikan sendiri akan berakibat, misalnya sakit dan lain-lain," tutur Brigjen TNI Nyoto Widyo Astoro.

Brigjen TNI Nyoto Widyo Astoro menambahkan gejala itu wajar dan masih bisa diatasi secara medis. Selain itu, setiap gejala yang muncul baik normal atau tidak dipastikan akan selalu dicatat dan dilaporkan. Seperti halnya gejala yang muncul akibat sel denditrik untuk vaksinasi Covid-19 itu.

"Dilaporkan ke pemangku jabatan, dalam hal ini BPOM kalau dalam penelitian, karena ini penelitian terhadap manusia jadi akan dilaporkan kepada BPOM," jelasnya.

Brigjen TNI Nyoto Widyo Astoro memastikan bahwa setiap gejala yang dialami akibat vaksin Nusantara selalu terbuka dan dilaporkan ke BPOM. Nantinya BPOM yang akan menindaklanjuti.

"Jadi semua gejala-gejala tidak ada yang ditutupi atau tidak dilaporkan. Semua gejala akan dilaporkan dan nanti tentu saja yang akan menilai adalah BPOM, apakah gejala ini bisa layak dan sebagainya dalam vaksin ya, tapi itu hal yang biasa," tandasnya. 

Komentar