Rabu, 24 April 2024 | 06:23
NEWS

Sandiaga Uno Terapkan Teknologi Qrisk untuk Seluruh Transaksi di Bali

Sandiaga Uno Terapkan Teknologi Qrisk untuk Seluruh Transaksi di Bali
Sandiaga Uno berkantor di Bali (Dok Istimewa-Kemenparekraf)

ASKARA - Presiden Joko Widodo menargetkan sektor pariwisata di Bali dibuka kembali pertengahan 2021 mendatang. Sejumlah persiapan mulai dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). 

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, persiapan yang dilakukan meliputi vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat, khususnya pelaku usaha parekraf. 

Bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pihaknya menargetkan sebanyak 3 juta masyarakat dapat divaksin sebelum pariwisata Bali dibuka pada Juni-Juli 2021.

Tahap awal, distribusi vaksinasi covid-19 akan difokuskan di tiga lokasi yang ditetapkan sebagai zona hijau yaitu Nusa Dua, Sanur dan Ubud. 

Selanjutnya, vaksinasi Covid-19 akan didistribusikan ke sejumlah kawasan wisata, termasuk desa wisata secara bertahap. 

"Harapannya sesuai dengan persiapan kita untuk menuju Juni dan Juli, kita akan pastikan bahwa destinasi yang sudah ditetapkan sebagai zona hijau, yaitu Nusa Dua, Sanur dan Ubud akan digenjot, akan di-gaspol jumlah yang akan divaksin," ungkap Sandiaga Uno dalam peluncuran aplikasi Telusur di Surya Kafe Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali pada Minggu kemarin (21/3). 

Disebutkan, Kementerian Kesehatan akan mengirimkan sebanyak 300.000 dosis vaksin ke Bali pada akhir Maret 2021. Langkah tersebut diyakininya dapat mengejar target vaksinasi Covid-19 di Bali, terlebih jumlah vaksinator kini telah bertambah lewat bantuan yang diberikan TNI-Polri serta fakultas kedokteran.

"Kita cukup yakin bahwa upaya kita untuk menggenjot vaksinasi dan mengejar target sebelum Bali dibuka untuk wisatawan ini bisa tercapai," imbuhnya.

Bersamaan dengan vaksinasi menyeluruh, Sandiaga Uno juga menekankan pentingnya adaptasi kebiasaan baru sebelum pariwisata Bali dibuka kembali untuk umum.

Satu di antaranya adalah penerapan Qrisk bagi seluruh transaksi, baik pelaku usaha maupun para wisatawan yang berkunjung di Bali. 

Lantaran itu, Sandiaga berharap adanya dukungan penuh dari sektor perbankan dalam penerapan teknologi tersebut, sehingga seluruh transaksi di Bali ke depannya mengacu protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

"Qrisk ini bagian daripada adaptasi protokol kesehatan yang ketat dan disiplin, yaitu touchless, cashless dan contactless. Nah, ini yang kita harapkan," kata dia.

"Dengan Qrisk ini semakin terdistribusi secara masif, maka bukan hanya kita meningkatkan kapasitas dari UMKM dan pelaku usaha di sini, tapi kita juga mematuhi protokol kesehatan pasca pandemi, sehingga kita bisa menekan angka penularan covid-19 ini ke angka yang terkendali," jelasnya.

Penerapan Qrisk tersebut pun diakuinya menyempurnakan konsep travel corridor yang kini tengah dikebutnya bersama sejumlah kementerian dan lembaga terkait.

"Ini juga membantu kita di travel corridor bahwa di tengah-tengah covid-19 ini kita menunjukkan kesiapan yang semakin matang. Jadi ini yang akan kita pastikan di setiap lini, mulai dari 3M, sampai 3T, vaksinasi juga adaptasi kebiasaan baru, yaitu penggunaan pembayaran melalui Qrisk," pungkasnya.

Komentar