Kamis, 18 April 2024 | 11:58
JAYA SUPRANA

17 Maret Hari Wafat Marcus Aurelius

17 Maret Hari Wafat Marcus Aurelius
Marco Aurelius (Dok Jaya Suprana-Net)

Saya mengagumi Marcus Aurelius sebagai mahapemikir yang pemikirannya tertuang di dalam mahakarya legendaris Meditations di samping sebagai seorang Kaisar Romawi yang dicintai rakyatnya serta juga jenderal perang yang tak terkalahkan oleh para musuh Roman Empire

Kaisar Marcus Aurelius akhirnya gugur bukan di medan perang namun di ranjang akibat perlaya dikalahkan oleh penyakit cacar hitam. Marcus Aurelius wafat pada tanggal 17 Maret 180.

Pagebluk

Menarik menyimak pendapat para sejarawan yang meyakini bahwa penyakit cacar hitam merajalela sebagai pagebluk yang menewaskan ratusan ribu warga kekaisaran Romawi akibat pembangunan infra struktur yang memungkinkan para serdadu Romawi menaklukan nyaris seluruh daratan Eropa sampai ke Inggris mau pun Mesir dan pesisir Afrika Utara. 

Maka penyakit cacar-hitam yang kemudian disebut sebagai The Black Plague dibawa oleh para serdadu Romawi yang berkeliaran di segenap pelosok wilayah yang dikuasai Romawi untuk merajalela sebagai wabah yang telah menewaskan begitu banyak manusia.

Analogi

Apabila disimak secara lebih jauh dan mendalam melalui jalur andaikatamologi maka dapat ditemukan benang merah menjalin analogi antara pagebluk cacar-hitam yang terjadi pada abad II setelah Masehi dengan pagebluk Corona yang terjadi pada abad XXI. 

Andaikata para kaisar Romawi tidak mengumbar syahwat kolonialisme dan imperialisme dengan mengirim para serdadu ke segenap pelosok Eropa sampai Timur Tengah dan Afrika Utara maka para serdadu Romawi tidak membawa penyakit cacar-hitam untuk ditularkan ke seluruh warga Romawi termasuk Marcus Auerelius. 

Andaikata industri pariwisata dan teknologi transport tidak memungkinkan manusia secara massal bergerak dari satu lokasi ke lokasi di planet bumi abad XXI maka virus Corona tidak bisa lincah mewabah ke segenap pelosok dunia yang tersentuh industri pariwisata yang sedang mengalami masa keemasan sejak akhir abad XX. 

Fakta membuktikan bahwa kawasan pedesaan relatif tidak tersentuh industri pariwisata mancanegara pada umumnya memiliki angka morbiditas dan mortalitas relatif rendah bahkan nihil akibat angkara murka virus Corona. 

Daya Adaptasi

Mujur bahwa umat manusia memiliki naluri bertahan hidup sehingga mampu lentur mengadapatasikan diri terhadap lingkungan yang niscaya berubah. 

Maka dalam menghadapi ancaman angkara murka virus Corona bermunculanlah aneka ragam kreatifitas mulai dari vaksinasi atau imunisasi untuk memperkuat daya tahan manusia di samping bentuk sikap dan perilaku menyesuaikan dengan perubahan suasana lingkungan mulai dari masker sampai ke jaga-jarak-sosial serta menghindari kerumunan demi keselamatan individual mau pun komunal

Komentar