Kamis, 25 April 2024 | 10:34
NEWS

Heboh Wedhus Gembel Gunung Merapi Mirip Kepala Manusia, Praktisi Spiritual Sebut Sebuah Pertanda

Heboh Wedhus Gembel Gunung Merapi Mirip Kepala Manusia, Praktisi Spiritual Sebut Sebuah Pertanda
Wedhus Gembel Gunung Merapi (Dok Istimewa)

ASKARA - Asap tebal membumbung tinggi dari Gunung Merapi, Rabu siang (27/1). Penampakan asap tebal atau biasa disebut "Wedhus Gembel" dari salah satu gunung tertinggi di Jawa Tengah ini membuat masyarakat heboh, khususnya yang bermukim di sekitar DIY dan Jawa Tengah. 

Pasalnya, asap yang keluar dari gunung di perbatasan dua provinsi itu terlihat sampai ke Kota Yogyakarta, yang berjaraknya cukup jauh. 

Salah satu fenomena yang viral adalah asap tebal atau "Wedhus Gembel" Gunung Merapi yang tampak seperti bentuk kepala manusia.   

Praktisi Spiritual, Gosong C Cahyono menyebut, fenomena tersebut sebagai rotasi alam. 

"Juga sebagai rotasi hidup. Kehidupan itu tidak ada yang abadi, seperti Wedhus Gembel yang tidak abadi bentuknya," ujarnya kepada Askara, Rabu (27/1).

Gosong menyebut, munculnya Wedhus Gembel itu bisa dikategorikan sebuah pertanda.  

"Pertanda alam yang digambarkan saat ini kita memasuki tahun Dewa Siwa. Dimana tarian Siwa dapat membawa berkah ataupun petaka," katanya.

Salah seorang korban keganasan Wedhus Gembel, tambah Gosong, adalah Juru Kunci Gunung Merapi sebelumnya, Mbah Marijan.

Sementara, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan, Gunung Merapi meletus dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 22 kali dengan jarak maksimum 1.600 meter ke arah barat daya. 

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengatakan, amplitudo awan panas maksimum 60 mm dengan durasi 197 detik.

"Estimasi jarak maksimum 1.600 meter ke arah barat daya (hulu Krasak dan Boyong), tinggi kolom teramati tersapu angin kencang dari Barat ke Timur rata puncak," kata Hanik, Rabu (27/1).

Selain awan panas guguran, selama periode pengamatan pukul 06.00 sampai 12.00 WIB, BPPTKG juga mencatat 4 kali guguran material dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke arah barat daya (Kali Krasak, Boyong).

Komentar