Sabtu, 27 April 2024 | 03:16
NEWS

Banjir Pesisir Manado Bukan Tsunami, Ini Penjelasan BMKG

Banjir Pesisir Manado Bukan Tsunami, Ini Penjelasan BMKG
Air Laut Terjang Pantai di Manado (Dok Instagram)

ASKARA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, banjir pesisir yang merendam sejumlah rumah di Manado, Sulawesi Utara bukan tsunami, namun merupakan salah satu kejadian cuaca ekstrem.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo pun mengimbau masyarakat tidak panik. Mengingat cuaca ekstrem sedang terjadi di wilayah Indonesia.

"Jadi masyarakat tidak perlu panik dan tidak perlu mengungsi, tapi tetap waspada dan terus memantau serta memperhatikan update informasi cuaca terkini dari BMKG," kata Eko Prasetyo di Jakarta, Senin (18/1).

Eko menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor, antara lain angin kencang dengan kecepatan angin maksimum 25 knot yang berdampak pada peningkatan tinggi gelombang di Laut Sulawesi. 

Perairan utara Sulawesi Utara, Perairan Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud dan Laut Maluku bagian utara ketinggian gelombang mencapai 2,5 - 4,0 meter.

Bersamaan dengan itu juga adanya pengaruh kondisi pasang air laut maksimum di wilayah Manado, yang menunjukkan peningkatan pasang maksimum harian setinggi 170 - 190 sentimeter dari rata-rata tinggi muka air laut (Mean Sea Level/MSL) pada pukul 20.00 - 21.00 WITA. 

Berdasarkan analisis gelombang diketahui, arah gelombang tegak lurus dengan garis pantai sehingga dapat memicu naiknya air ke wilayah pesisir.

"Akumulasi kondisi di atas yaitu gelombang tinggi, angin kencang di pesisir dan fase pasang air laut maksimum yang menyebabkan terjadi kenaikan air laut sehingga mengakibatkan banjir yang terjadi di Manado," imbuhnya.

Terlebih, beberapa hari terakhir wilayah Sulawesi Utara dilanda hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan. 

Fenomena cuaca tersebut sebenarnya merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi terutama pada saat puncak musim hujan seperti saat ini.

"Karena itu kami mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir selalu mewaspadai ancaman bahaya pesisir ketika fase pasang air laut berbarengan dengan gelombang tinggi," jelas Eko. 

Masyarakat juga diharapkan mengambil langkah antisipatif terhadap potensi masuknya air laut ke daratan pada saat fase pasang air laut yang bersamaan dengan gelombang tinggi dan angin kencang.

Komentar