Jumat, 19 April 2024 | 15:15
NEWS

Warga Depok Meninggal di Taksi Setelah Ditolak 10 RS Rujukan Covid-19

Warga Depok Meninggal di Taksi Setelah Ditolak 10 RS Rujukan Covid-19
Ilustrasi jenazah (Dok U-Report)

ASKARA - Seorang warga yang berdomisili di Depok diketahui terjangkit Covid-19 dan meninggal dunia di taksi, setelah ditolak banyak rumah sakit rujukan.

Hal itu disampaikan LaporCovid19 yang menerima laporan secara langsung dari keluarga pasien, 3 Januari 2021 lalu.

"Anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan Covid-19," kata LaporCovid19 melalui keterangan bersama Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) baru-baru ini. 

Total, terdapat 23 laporan kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh, pasien meninggal di perjalanan dan meninggal di rumah karena ditolak RS sejak Desember 2020 hingga awal Januari 2021.

Diketahui laporan itu berasal dari berbagai wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Kondisi itu menandakan penanganan pandemi di Indonesia saat ini berada dalam kondisi genting lantaran kapasitas rumah sakit yang semakin padat.

Bahkan hal itu dinilai telah terjadi sejak November tahun lalu yang diperburuk dengan pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 dan libur panjang akhir tahun.

"Tanda-tanda kolaps layanan kesehatan sebenarnya sudah terindikasi sejak September 2020, yang kemudian mereda pada periode pemberlakuan PSBB di Jakarta," jelasnya. 

"Jelang pertengahan November 2020, Pilkada Serentak dan libur Nataru memperburuk ketidakmampuan RS menampung pasien," tambahnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memperbarui data perkembangan kasus Covid-19 pada, Minggu (17/1). Berdasarkan data dari satuan tugas (satgas) Covid-19 Kota Depok per 17 Januari 2021, jumlah pasien sembuh bertambah 492 orang.  

Jumlah pasien sembuh setiap harinya terus bertambah. Dalam rilis tersebut tertulis pasien sembuh Covid-19 menjadi 17.248 orang atau 78,94 persen dari total kasus konfirmasi positif.

Sedangkan, kasus konfirmasi positif bertambah 397 menjadi 21.850 orang dan kasus konfirmasi aktif 4.101 orang. Kemudian, suspek aktif sebanyak 904 orang serta kontak erat aktif 2.762 orang.

Komentar