Sabtu, 27 April 2024 | 12:33
NEWS

Ketum GMRI: Terobosan Jokowi Rombak Kabinet Jadi Pilihan Strategis

Ketum GMRI: Terobosan Jokowi Rombak Kabinet Jadi Pilihan Strategis
Ketua Umum GMRI, Eko Sriyanto Galgendu (Istimewa)

ASKARA - Perombakan kabinet Indonesia Maju yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada sisa periode pemerintahannya mendapat sorotan berbagai pihak. Salah satunya dari Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI).

Ketua Umum GMRI, Eko Sriyanto Galgendu mengatakan, bahwa pergantian anggota kabinet di tengah pandemi merupakan langkah strategis pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

"Ini sebenarnya menjadi pilihan strategis. Menurut pemahaman saya, beliau (Jokowi) punya optimisme ke depan tentang suatu perubahan besar yang akan terjadi di Indonesia," katanya dalam diskusi bertajuk "Sim Salabim Ganti Menteri di Tengah Pandemi", Rabu (23/12).

Hal itu karena dampak pandemi Covid-19 mengubah banyak tatanan kehidupan bermasyarakat. Mengenai reshuffle kabinet, Jokowi kerap membuat keputusan yang tak terduga dalam memilih menterinya.

"Penting juga ketika kita menyampaikan terobosan-terobosan yang sering dilakukan Presiden ketika memilih menterinya. Jokowi memilih sesuai atau keahlian apa yang dimiliki orang tersebut," imbuh Eko. 

Menurutnya, sosok Jokowi memiliki tekad yang kuat dalam menggerakan dan menumbuhkan kembali perekonomian nasional yang lesu akibat imbas Covid-19 selama sembilan bulan terakhir.  

"Inilah gaya, memang karakter dan cara berpikir pak Jokowi. Beliau sebagai Presiden kalau saya amati khususnya kelebihan beliau di dalam visi mengenai ekonomi negara ini," tutur Eko. 

Dia mengibaratkan pemikiran Jokowi sebagai pembalap Formula 1 dengan kecepatan yang tinggi. Untuk bisa mengendarai dengan baik, maka pengendara itu tidak boleh terganggu karena harus konsentrasi. 

"Harus benar-benar memiliki tim yang satu visi. Pastinya tim itu para menteri, kalau nanti ada salah satu pembantunya kurang cermat, kurang paham mengikuti apa yang dipikirkan presiden. Ini bisa memberi masalah," tutur Eko. 

Sebab kecepatan yang tinggi itu perlu memiliki tim yang benar-benar akurat, cermat dan tepat. Sama halnya dengan menjalankan pemerintahan harus tanggap menghadapi segala persoalan. 

"Sekali kemudian salah satu timnya tak siap dalam memahami. Maka yang terjadi melenceng dari arah dan bisa membawa jatuh," imbuhnya. 

Eko juga berbicara bahwa masyarakat membutuhkan pemimpin berpikiran visioner di dalam memahami perubahan yang ada. Permasalahan bukan hanya di dalam negeri saja, melainkan harus memahami membaca perubahan lain. 

"Sekarang ini perubahan terjadi bukan hanya permasalahan pandemi, tapi sudah lama terjadi perubahan pemikiran politik, secara ekonomi sosial, budaya dan agama. Semuanya dipicu kesombongan dan lupa diri manusia," kritiknya melihat situasi saat ini. 

Seperti diketahui, Presiden Jokowi menunjuk sejumlah nama baru dalam reshuffle kabinet ini. Di antaranya yakni Politikus Gerindra Sandiaga Uno, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Serta Menteri Perdagangan era Presiden SBY Muhammad Luthfi, dan Ketua GP Anshor Yaqut Cholil Qoumas. Selain itu, ada pula nama Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono dan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin.

Komentar