Sabtu, 11 Mei 2024 | 16:42
NEWS

Sudah 205 Calon Imam Luar Negeri Mendaftar, Bakal Bertugas 3 Tahun

Sudah 205 Calon Imam Luar Negeri Mendaftar, Bakal Bertugas 3 Tahun
Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin (Dok Kemenag)

ASKARA - Kementerian Agama menggelar seleksi calon Imam Luar Negeri. Total 205 penghafal Alqur’an (fafiz) yang mendaftar seleksi calon imam akan bertugas di Uni Emirat Arab. 

Seleksi calon Imam masjid luar negeri ini dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung di Jakarta, pada 8-10 November, diikuti 90 peserta. Seleksi ini dibuka Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin. 

Untuk tahap kedua akan diikuti 115 peserta dan kemungkinan dilaksanakan setelah penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional di Sumatra Barat.

"Total ada 205 peserta yang mendaftar dan terverifikasi memenuhi persyaratan," terang Kamaruddin Amin, Minggu (8/11). 

Penyelenggaraan seleksi bagian dari implementasi kerja sama yang bertujuan memperluas dan memperkuat hubungan Indonesia dan UEA. 

"Calon Imam Masjid ini, akan diproyeksikan sebagai Duta Bangsa Indonesia dan pahlawan devisa karena mereka akan bekerja sebagai Imam di UEA," tuturnya.

UEA juga telah menetapkan kriteria imam yang dipersyaratkan. Calon imam harus hafal Alquran 30 juz, sehat jasmani dan rohani, menguasai ilmu tajwid (teori dan praktik). Serta memiliki suara yang fasih dan merdu.

"Calon imam memungkinkan berkomunikasi dalam bahasa Arab," ucap Kamaruddin.

Kriteria lainnya yang dipersyaratkan ialah memahami hukum fiqh, memiliki pemikiran yang jernih, tidak tergabung dalam partai politik, serta memahami retorika dakwah dan mampu berkhutbah. 

Peserta juga harus memiliki akhlak yang baik serta berfaham Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan Manhaj Wasathiyah. 

"Peserta harus menyiapkan dokumen ke luar negeri, sudah berkeluarga atau umur minimal 25 tahun," jelasnya.

Kamaruddin mengatakan, para imam yang lulus seleksi akan bertugas di UEA mulai tahun 2021 selama tiga tahun. 

Adapun dewan juri dalam seleksi ini di antaranya, Direktur Penais Dr. Juraidi, Dr KH Muhsin Salim, MA, Dr KH Ilhamuddin Qosim, MA, Dr KH Luthfi Fathullah, MA, dan Udin Saefuddin Lc, MA.

Kamaruddin berharap ke depan program ini dapat dilaksanakan, bukan hanya saja bekerja sama dengan UEA, tetapi juga Negara Timur Tengah lainnya.

Komentar