Erupsi Berikutnya Gunung Merapi Makin Dekat
ASKARA - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan aktivitas vulkanik Gunung Merapi saat ini semakin intensif dengan berbagai kejadian gempa.
Rata-rata enam kali per hari untuk gempa vulkanik dangkal (VTB) dan gempa multipase (MP) sebanyak 83 kali per hari serta deformasi mencapai 2 centimeter per hari.
Selain itu, pemendekan jarak tunjam juga terukur dengan alat pemantau aktivitas gunung api atau electronic distance measurement (EDM) dari pos pemantauan yang ada di sekeliling Merapi.
"Hal ini menunjukkan bahwa waktu erupsi berikutnya sudah semakin dekat," kata Hanik, Senin (26/10).
Namun begitu, Hanik menyebutkan erupsi yang diperkirakan akan terjadi di Gunung Merapi ke depan tidak akan sebesar erupsi pada 2010.
"Berdasarkan data pemantauan, diperkirakan erupsi berikutnya tidak akan sebesar erupsi tahun 2010 dan cenderung akan mengikuti perilaku erupsi 2006," ujarnya.
Hanik mengatakan, aktivitas Gunung Merapi saat ini sangat berbeda dengan erupsi pada 2010 dan 2006. Erupsi Merapi saat ini merupakan rangkaian erupsi yang panjang dimulai sejak Mei 2018.
"Jadi sudah dua tahun lebih, di mana erupsinya didominasi dengan gas yang sifatnya eksplosif tetapi dengan indeks eksplosivitas terendah yaitu satu atau kalau dibanding dengan erupsi 2010 ini adalah seperseribu dan seperseratus dibandingkan dengan indeks eksplosivitas erupsi 2006," paparnya.
Hanik berharap, dengan status Gunung Merapi yang sampai saat ini masih waspada, masyarakat siap menghadapi berbagai kemungkinan bencana akibat erupsi gunung yang berlokasi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta itu.
"Erupsi Merapi adalah sebuah keniscayaan yang masyarakat sudah beradaptasi dengannya. Hidup harmoni dengan Merapi adalah slogan tidak sekadar slogan namun sudah menjadi bagian dari pola hidup masyarakat Gunung Merapi," kata Hanik. (ant)
Komentar